kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bantuan Alat Produksi dari BRI Bantu Klaster Usaha Endog Lewo Tingkatkan Produksi


Sabtu, 13 April 2024 / 12:13 WIB
Bantuan Alat Produksi dari BRI Bantu Klaster Usaha Endog Lewo Tingkatkan Produksi
ILUSTRASI.


Sumber: Bank BRI | Editor: Wendi Setiyo

KONTAN.CO.ID - Warga Kampung Lewo, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, memiliki usaha rumahan bernama endog lewo, jajanan tradisional khas Garut yang juga menjadi oleh-oleh saat berkunjung ke daerah yang punya julukan Swiss Van Java itu. Endog lewo terbuat dari singkong, tepung tapioka, dan bahan-bahan lainnya yang direbus, kemudian digoreng hingga menjadi jajanan renyah.

Aktivitas produksi pada masing-masing rumah menjadi penopang kegiatan ekonomi masyarakat Kampung Lewo. Mereka yang tergabung dalam Klaster Usaha Endog Lewo pun merasakan proses produksi yang semakin praktis, sehingga meningkatkan produksi sejak mendapatkan bantuan dari program BRI KlasterkuHidupku.

Ketua Klaster Usaha Endog Lewo Dadan Nurjaman bercerita, usaha rumahan endog lewo sendiri telah berlangsung selama puluhan tahun di Kampung Lewo. Usaha yang ia rintis bahkan sudah turun-temurun dari keluarganya.

Dengan usia yang lama itu, kini sudah ada sepuluh anggota Klaster Usaha Endog Lewo. Dadan menjelaskan, klaster tersebut dapat berguna sebagai paguyuban untuk membantu anggota lain. Misalnya, saling tukar bahan baku dari daerah lain.

“Dari dulu kita kalau mau produksi nggak pernah beli bahan dari luar. Biasanya masing-masing punya kebun atau lahan untuk menanam bahan-bahannya sendiri. Nanti kalau di daerah saya ada yang kekurangan bahan bisa dibantu anggota yang lain. Dari hasil produksi juga saling membantu,” ungkapnya.

Endog lewo terdiri dari beberapa varian bentuk seperti gepeng, kecil, dan besar serta varian rasa yang pedas dan original. “Beda bentuk, beda juga bahan-bahannya. Kalau yang gepeng ini pakai bumbu bawang irisan yang besar-besar. Kalau endog lewo kecil itu endog lewo jadul yang populer di tahun 70an. Sekarang kan trennya yang besar-besar dan renyah seperti snack ball gitu,” lanjut Dadan.

Sampai saat ini, endog lewo yang diproduksi oleh para anggota Klaster Usaha Endog Lewo dipasarkan di sekitar wilayah Garut dan Jawa Barat sebagai makanan khas. “Pemasarannya masuk pasar-pasar tradisional dan toko oleh-oleh untuk wisatawan yang datang ke Garut,” ungkapnya.

Produksi Meningkat Berkat KlasterkuHidupku BRI

Tahun 2023 lalu memberikan harapan baru bagi Klaster Usaha Endog Lewo karena mendapatkan bantuan dari program BRI KlasterkuHidupku. “Awalnya memang inisiatif sendiri mencari informasi untuk mendapatkan bantuan usaha, lalu ada info bantuan dari BRI. Dari situ kami mulai mendaftarkan klaster usaha ini. Kami kirim proposal, lalu akhirnya ada panggilan dari BRI untuk mendapatkan bantuan,” cerita Dadan.

Bantuan yang diterima adalah alat-alat yang membantu proses produksi, seperti kompor high pressure, wajan, mesin penggiling, tabung bakar, wadah cetak dan mesin adonan. Dadan berharap, dengan bantuan tersebut, hasil produksi dapat dimaksimalkan jadi lebih lancar, sehingga ada peningkatan produksi anggota.

“Ada peningkatan produksi tentunya, sekarang rata-rata kita bisa memproduksi sekitar 400kg setiap bulannya. Kalau dulu nggak sampai segitu. Harga per kilogramnya sekitar Rp35ribu, jadi tentunya menambah pemasukan anggota,” ungkapnya.

Selain mendapatkan bantuan alat produksi, Klaster Usaha Endog Lewo juga beberapa kali menerima undangan bazar atau pameran di event-event BRI seperti Pesta Rakyat Simpedes. Tentunya hal ini membuat Klaster Usaha Endog Lewo semakin dikenal masyarakat.

“Harapannya semoga kerjasama ini bisa terjalin terus dan kami mendapatkan bantuan dari program BRI lainnya untuk meningkatkan usaha kelompok,” pungkas Dadan.

Di kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menambahkan, program Klaster Usaha “Klasterkuhidupku” merupakan wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan pemberdayaan dan pendampingan tersebut, pelaku UKM dapat mengembangkan produknya dan memperluas usaha.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat tumbuh dan tangguh. Semoga kisah Klaster Usaha Endog Lewo Garut ini dapat menjadi cerita inspiratif yang bisa ditiru oleh pelaku UMKM di daerah lain”, imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×