kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,50   8,15   0.88%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bayar obligasi jatuh tempo, penempatan dana BRI di SBN menurun


Rabu, 09 Juni 2021 / 13:55 WIB
Bayar obligasi jatuh tempo, penempatan dana BRI di SBN menurun
ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang Bank BRI, BSD./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus mengelola likuiditas yang dimiliki. Selain menjalankan fungsi intermediasi, perbankan juga menempatkan dananya di surat berharga negara (SBN).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyebut penempatan dana di SBN cenderung menurun. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto bilang hal ini terjadi setelah beberapa SBN yang jatuh tempo dan bersamaan ada jatuh tempo beberapa kewajiban BRI seperti Obligasi yang diterbitkan. 

“Sehingga utilisasi atas likuiditas dari SBN yang jatuh tempo digunakan untuk membayar kewajiban BRI tersebut. Namun demikian, seiring dengan mulai pulihnya perekonomian, tren penyaluran kredit kami proyeksikan mulai tumbuh dengan baik,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/6).  

Namun ia melihat permintaan kredit belum dapat mengimbangi pertumbuhan simpanan BRI. Ini akan membuat tren penempatan pada SBN naik secara terbatas menyesuaikan dengan kecepatan pertumbuhan pinjaman.

Baca Juga: Kelola likuiditas, BCA tempatkan dana di surat berharga Rp 208,9 triliun per Maret

“Menurut hasil riset yang dilakukan BRI, faktor utama pendorong pertumbuhan kredit yakni konsumsi dan daya beli masyarakat. Oleh karenanya, untuk memacu pertumbuhan kredit tahun ini, BRI terus berkomitmen menjadi partner strategis pemerintah dalam menyalurkan berbagai stimulus atau bantuan,” tambahnya. 

Ia berharap berbagai stimulus tersebut akan meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat sehingga mampu meningkatkan permintaan kredit nasional. BRI pun akan tetap fokus menyasar UMKM lewat kredit yang dijamin (KUR).

Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan Kredit perbankan terkontraksi 2,28% year on year (yoy) menjadi Rp 5.482,2 triliun per April 2021. Sedangkan kepemilikan SBN perbankan mencapai Rp 1.308,4 triliun hingga April 2021. Nilai itu meningkat dibandingkan sepanjang 2020 yang sebesar Rp 1.143 triliun.

“Tentunya, bagaimana kita menggeser ini sebagian ke bentuk kredit. Permintaan kredit mulai meningkat karena salah satunya terkait mobilitas dan kepercayaan masyarakat,” papar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pekan lalu. 

Selanjutnya: Kredit masih seret, bank simpan dana di obligasi pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×