Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Digital terus mencatatkan peningkatan basis nasabah meskipun perseroan tidak gencar menabur promo seperti yang dilakukan pata kompetitornya sesama bank digital.
Hingga akhir 2021, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1,73 triliun dimana tabungan mencapai Rp 594,9 miliar dan deposito Rp 1,13 triliun. Padahal bank ini baru resmi diluncurkan pada Juli 2021 sebagai bank digital.
Hingga Februari 2022 ini, penghimpunan DPK terus berlanjut naik. Lanny Budiati, Direktur Utama BCA Digital mengatakan, jumlah nasabah perseroan sampai pertengahan Februari telah mencapai hampir 600.000. "Kami telah menghimpun DPK lebih dari Rp 2,1 triliun," katanya pada Kontan.co.id, Jumat (18/2).
Tak hanya dari sisi penghimpunan dana yang berjalan baik, penyaluran kredit bank yang baru dimulai pada kuartal IV lalu juga tercatat cukup baik. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, total kredit yang disalurkan tahun 2021 mencapai Rp 1,06 triliun.
Baca Juga: Berkat Bisnis Wealth Management, Nasabah Milenial BRI Meningkat 47%
Adapun total aset BCA Digital mengalami peningkatan tajam ke Rp 5,83 triliun dari Rp 2,89 triliun pada tahun 2020.
Penyaluran kredit BCA Digital dilakukan melalui kolaborasi dengan platform digital. Lanny bilang, tahun ini perseroan terus menjajaki sinergi pembiayaan dengan lembaga fintech P2P, multifinance, dan koperasi guna mencapai target penyaluran kredit dan juga mendukung program pembiayaan inklusif pemerintah.
Pengembangan bisnis kredit ini akan terus dilanjutkan tahun ini. BCA Digital sedang mempersiapkan inovasi fitur kredit pada aplikasi Blu yang rencananya akan diluncurkan pada akhir tahun 2022. Dengan kehadiran fitur ini maka perseroan akan menyalurkan kredit secara langsung kepada nasabah.
Fitur lending yang akan dihadirkan pada aplikasi Blu itu tentunya akan memanfaatkan teknologi dalam proses End-to-End (E2E), mulai dari pengajuan, analisa, hingga pembayaran.
Sebagai bank yang baru, BCA Digital masih membutuhkan banyak investasi dalam mengembangkan bisnisnya sebagai bank digital. Ini yang membuat perseroan perseroan merugi sebesar Rp 59,4 miliar tahun lalu walaupun pendapatan bunganya masih tumbuh 3,4% year on year (YoY) jadi Rp 136,46 miliar.
Baca Juga: Bank Himbara Dominasi Simpanan Perbankan di Indonesia
BCA Digital menanggung besar cukup besar tahun lalu. Biaya tenaga kerja perseroan naik dari Ro 21,7 miliar pada 2020 menjadi Rp 72,12 miliar, beban promosi melonjak dari hanya Rp 179 juta menjadi Rp 72,12 miliar dan beban lainnya naik dari Rp 22,6 miliar ke Rp 66,9 miliar.
Adapun modal inti Bank BCA Digital per akhir 2021 sudah mencapai Rp 3,99 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News