kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban bunga bank naik tapi pendapatan turun, bagaimana strategi bank?


Minggu, 26 April 2020 / 19:05 WIB
Beban bunga bank naik tapi pendapatan turun, bagaimana strategi bank?
ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri dengan mengenakan pakaian adat kebaya sedang melayani nasabah di salah satu kantor cabang di kawasan Jatinegara


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kondisi pandemi virus corona (Covid-19), tidak dapat dipungkiri kalau pertumbuhan kredit kian melambat. Bila hal tersebut terjadi, artinya pendapatan bunga perbankan bakal ikut menciut.

Meski begitu, perbankan punya masalah lain yakni tingkat beban bunga yang juga tetap akan tumbuh tinggi. 

Menurut Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Hery Gunardi, hal tersebut memang tidak dapat dipungkiri dalam kondisi saat ini. Tapi, bukan berarti bank tidak punya cara untuk lolos dari kondisi ini.

Baca Juga: BRI akan jaga NIM di kisaran 6,8%-6,9% pada tahun ini,berikut strateginya

Hery mengatakan, jika penyaluran kredit melambat, dan tingkat dana pihak ketiga (DPK) cenderung meningkat, maka perbankan tentunya akan memperbaiki struktur pendanaan (funding). Nah, cara termudah tak lain dengan menjaga rasio dana murah (current account and saving account/CASA) sebaik mungkin. 

"Intinya, bank tetap akan mengatur aset dan liabilitas secara optimal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).

Saat ini tren bunga dana atau deposito pun terus mengalami penurunan. Seiring dengan terkoreksinya tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo rate (7DRR).

Catatan saja, sepanjang tahun 2020 ini, BI telah menurunkan bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) menjadi 4,5%. Itu artinya, sejak pertengahan 2019 hingga saat ini BI sudah menurunkan BI 7DRR sebanyak 150 bps.

Berkat kebijakan ini, menurut catatan bank sentral rata-rata tertimbang suku bunga deposito perbankan sejak akhir Juni 2019 sampai Februari 2020 sudah turun 67 bps menjadi 6,16%.

Bank Mandiri pun mengaku sudah sejak tahun lalu terus menurunkan tingkat bunga deposito. "Arahnya akan ke sana (penurunan bunga). Sudah turun per 1 April 2020, otomatis mengikuti penurunan bunga acuan BI," sambung Hery.

Memang, bila merujuk pada data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Mandiri telah menggunting bunga deposito. Misalnya, untuk tenor 6 bulan, per 24 April 2020 tercatat sebesar 5,1% turun sebanyak 70 bps dibanding 2 Januari 2020. Memakai strategi ini, bisa saja tingkat beban bunga Bank Mandiri ke depan bisa lebih terjaga.

Sebagai gambaran, merujuk laporan keuangan bulanan Februari 2020 total beban bunga Bank Mandiri mencapai Rp 4,4 triliun atau meningkat 10,32% secara year on year (yoy). Sedikit lebih tinggi dibandingkan pendapatan bunga yang baru naik 7,21%.

Baca Juga: Bantu UMKM di tengah wabah corona, restrukturisasi kredit terus digalakan

Senada, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi menilai saat ini kebijakan bunga deposito di perseroan masih dalam tempo penurunan. "Kami masih menyesuaikan suku bunga dana dengan kondisi pasar yang saat ini juga belum benar-benar turun karena kondisi likuiditas yang juga belum sepenuhnya kondusif," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (26/4).

Menurut catatan perseroan, secara rata-rata sejak pertengahan 2019 lalu pihaknya sudah menurunkan bunga deposito sebanyak 100-120 bps. Bank bersandi bursa MAYA ini bilang kemungkinan besar tren penurunan bunga deposito bakal berlanjut.

Sebab sejatinya, menurut Hariyono bila kondisi likuiditas sedang longgar, perbankan kemungkinan bakal menurunkan bunga deposito.

Tapi kalaupun turun, kondisi pandemi ini jelas berbeda dari keadaan normal. Pasalnya, saat ini bank masih butuh likuiditas yang berarti suku bunga dana belum akan turun banyak, namun di sisi lain pendapatan bunga terus tergerus akibat kebijakan restrukturisasi kredit.

Pada kondisi saat ini, Hariyono berharap BI bisa tetap aktif menjaga dan memantau kondisi likuiditas di pasar, guna memastikan pasar keuangan benar-benar likuid.

Sedikit berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru mengungkap saat ini tingkat bunga deposito perseroan sangat rendah. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyebut per April 2020 bunga deposito BCA ada di kisaran 4,1% untuk semua tenor. Jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. "Kami pun akan senantiasa menyesuaikan bunga dengan kondisi perkembangan terkini," singkatnya.

Pihaknya juga mengakui bahwa pada akhir 2019 lalu, beban bunga BCA cukup jumbo yakni lebih dari Rp 13 triliun atau meningkat sekitar 16% yoy. Peningkatan itu menurut BCA dikontribusi oleh beban bunga deposito yang naik sebesar 35,5% seiring dengan meningkatnya volume deposito perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×