Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan di tanah air terus berbenah menjadi bank digital menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Tatanan baru atau new normal dalam masa pandemi Covid-19 mendorong bank semakin mempercepat pengembangan digitalisasi baik dari sisi produk maupun proses bisnis.
Sejumlah bank sudah membuat peta jalan atau road map menuju bank digital dan sedang mempersiapkan peluncuran produk atau layanan anyar berbau digital. Adanya bank yang ingin bermetamorfosis menjadi bank digital penuh seperti Bank Royal dan Bank Artos, lalu ada pula yang bertransformasi tetapi dengan tetap mempertahankan sisi konvensionalnya.
Baca Juga: BCA: Restrukturisasi tanpa pencadangan adalah kamuflase
Bank Mandiri salah satu yang sudah mempersiapkan road map menuju bank digital. Bank pelat merah ini sebetulnya telah menyusun tahap-tahapan untuk mempercepat akselerasi perseroan menjadi bank digital dalam rencana bisnisnya untuk lima tahun ke depan.
Namun, Bank Mandiri akan mempercepat proses penyesuaian platform digital untuk menghadapi kondisi new normal yang memang membutuhkan digitalisasi dalam semua aspek. "Untuk membuat model dan proses bisnis secara digital ini tidak sekedar membalikan telapak tangan. Tetapi kami sudah punya road map-nya," kata Royke Tumilar, Direktur Utama Bank Mandiri, Senin (8/6).
Dalam proses menuju bank digital tersebut, Bank Mandiri tidak hanya mendigitalisasi produk tetapi juga akan mencakup proses bisnis, seperti mendigitalkan beberapa transaksi.
Royke bilang, pihaknya bakal meluncurkan sejumlah produk yang terkait dengan digital dalam waktu dua atau tiga bulan ke depan. Namun, ia tidak menjelaskan lebih detail produk seperti apa yang bakal dirilis tersebut.
Baca Juga: Tambah modal, Bank Mayapada akan rights issue dengan terbitkan 2,27 miliar saham
Di saat yang sama, PT Bank Cetral Asia Tbk (BBCA) terus mempersiapkan anak usahanya PT Bank Royal bertransformasi menjadi bank digital penuh. Bank ini akan segera diganti namanya menjadi Bank Digital BCA.
BCA akan melakukan peluncuran atau soft opening Bank Digital BCA pada paruh kedua tahun ini. Saat ini, perseroan masih terus mempersiapkan layanan dan produk-produk digital yang akan diusung anak usahanya tersebut. “Soft opening akan diadakan secara internal dulu, untuk aplikasi yang kita siapkan saat ini,” kata Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim
Saat ini, Bank Royal sudah memiliki modal inti sebesar Rp 1,3 triliun setelah tahun lalu mendapat injeksi modal Rp 1 triliun dari BCA. Saat diakuisisi pada November 2019, modal intinya masih Rp 319,7 miliar.
Baca Juga: Inilah kondisi terkini 7 bank yang dalam audit OJK oleh BPK lemah pengawasannya
Modal inti Bank Royal saat ini masih di bawah ketentuan batas minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam regulasi barunya yakni Rp 3 triliun. Dalam Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, regulator itu memberikan waktu bagi bank untuk memenuhi modal inti tersebut paling lambat Desember 2022.
Vera mengatakan, Bank Royal tidak diwajibkan memenuhi batasan modal inti tersebut. Pasalnya, bank tersebut merupakan bagian dari BCA yang merupakan bank umum kelompok usaha (BUKU) IV sehingga manajemen risikonya terintegrasi langsung dengan induknya. Untuk saat ini, permodalan Bank Royal dinilai sudah cukup.
Bank Artos juga masih mempersiapkan konsep bank digital yang akan diusung. Namun yang pasti, Tjit Siat Fun, Direktur Kepatuhan Bank Artos bilang, pihaknya bakal berkolaborasi dengan para pelakua ekonomi digital.
Baca Juga: Bank BTN berhasil duduki Top 3 ASEAN Corporate Governance Scorecard
Kolaborasi dengan para pelaku ekonomi digital dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berubah, sekaligus menopang visi ekonomi digital dan seluruh ekosistemnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News