kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini rencana pengembangan digitalisasi oleh sejumlah bank kecil


Rabu, 23 September 2020 / 16:53 WIB
Begini rencana pengembangan digitalisasi oleh sejumlah bank kecil
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah?Bank Bisnis Internasional di Bandung


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digitalisasi layanan dan produk sudah menjadi suatu keniscayaan di industri perbankan saat ini untuk bisa bertahan dan tetap tumbuh. Pandemi Covid-19 bahkan telah mengakselerasi adaptasi digitalisasi tersebut. 

Bank-bank kecil juga sudah mulai melakukan digitalisasi agar bisa tetap punya ceruk pasar di tengah perkembangan teknologi digital. Sebab jika tidak maka nasabah-nasabah mereka bisa lari ke bank besar yang sudah menawarkan beragam kemudahan transaksi saat ini lewat digitalisasi. 

PT Bank Neo Commerce Tbk misalnya sedang melakukan transformasi digital saat ini dan telah dimulai sejak tahun 2019. Tahap awal, transformasi itu dimulai dengan melakukan digitalisasi layanan deposito dengan adanya deposito online. 

Baca Juga: Gandeng e-commerce, frekuensi transaksi pengguna Kredivo di merchant melesat

Inovasi digital yang bisa dilakukan memang masih terbatas. Namun, dengan meningkatnya permodalan perseroan dan naik kelas menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II memberi ruang lebih luas untuk mendigitalisasi sistem perseroan. 

Permodalan bank yang sebelumnya bernama Bank Yudha Bhakti ini meningkat setelah melakukan rights issue pada Juli 2020 lalu dan berhasil mengantongi dana segar Rp 150 miliar. Sementara per Juni 2020, modal intinya sudah mencapai Rp 936,4 triliun. Saat ini, Bank Neo Commerce sedang mempersiapkan pengembangan mobile banking dan internet banking sebagai bagian dari transformasi digitalnya. Layanan itu akan diluncurkan dalam waktu dekat. 

Agnes Fibri, Sekretaris Perusahaan Bank Neo Commerce mengatakan, proses pengembangan layanan mobile banking dan internet banking tersebut sudah proses meminta perizinan ke otoritas terkait. "Saat ini masih dalam proses approval regulator. Kami akan update jika pada waktunya," kata Agnes pada Kontan.co.id, Rabu (23/9).

Sebelumnya, Tjandra Gunawan Direktur Utama Bank Neo Commerce mengatakan, perseroan tahun ini juga akan mulai mengoptimalkan produk pensiunan dengan pengembangan teknologi dan digitalisasi. Loan organization system dan online financing akan diimplementasikan dalam proses pemberian persetujuan dan penyaluran kredit.

Baca Juga: Loyonya pertumbuhan kredit perbankan ikut menyeret penerimaan pajak

PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) juga akan melakukan digitalisasi layanan namun itu baru akan dimulai tahun 2021. Saat ini, bank yang baru melantai di bursa saham pada awal September 2020 ini masih fokus untuk mempersiapkan aksi korporasi lanjutan untuk memperkuat permodalan dalam rangka memenuhi aturan modal inti minimun Rp 1 triliun tahun ini. 

Per Juni 2020, modal inti Bank Bisnis baru Rp 508,53 miliar dan perseroan hanya meraup dana IPO sebesar Rp 189,49 miliar. Sehingga, perseroan masih membutuhkan tambahan modal sekitar Rp 300 miliaran guna memenuhi aturan terkait modal inti minimum.

BBSI akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 438,63 juta saham atau 16,67% dari modal disetor untuk memenuhi aturan itu. Perseroan akan terlebih dahulu meminta restu dari pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 November 2020. 

Paulus Tanujaya Sekretaris Perusahaan Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) mengatakan, kegiatan usaha perseroan saat ini masih terbatas karena statusnya masih BUKU I. "Setelah masuk BUKU II kami akan diizinkan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi yang mudah-mudahan bisa mencapai digitalisasi sistem kami nanti sehingga memudahkan layanan pada nasabah," kata Paulus.

Baca Juga: Dorong proyek infrastruktur, Bank Mandiri beri kredit PEN kepada supplier Adhi Karya

Adapun dana IPO yang diperoleh perseroan sebelum dalam rencana penggunaannya memang ditujukan salah satunya untuk pengembangan sistem teknologi informasi yang akan dimulai tahun 2021. Itu akan mengarah pada digitalisasi sistem. 

Sementara Bank Mayora saat ini sudah punya fasilitas perbankan digital berupa internet banking dan mobile banking bagi nasabah individual. Namun, Direktur Utama Bank Mayora Irfan Oeji  mengatakan, perseroan akan menambah layanan digital untuk korporasi ke depan. 

Selanjutnya: Pengamat: Revisi UU Bank Indomesia diperlukan, tapi jangan menyentuh independensi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×