kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.340   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.618   86,45   1,32%
  • KOMPAS100 963   10,57   1,11%
  • LQ45 753   6,24   0,83%
  • ISSI 204   3,07   1,52%
  • IDX30 391   2,33   0,60%
  • IDXHIDIV20 475   7,20   1,54%
  • IDX80 109   1,13   1,05%
  • IDXV30 113   2,27   2,05%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

Begini Repons Sejumlah Perusahaan Asuransi Terkait Banjir Jabodetabek


Kamis, 06 Maret 2025 / 21:44 WIB
Begini Repons Sejumlah Perusahaan Asuransi Terkait Banjir Jabodetabek
Foto udara banjir yang merendam kompleks pertokoan Galaxy, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Sejumlah perusahaan asuransi umum telah merespons terkait dampak dari banjir yang melanda di sejumlah kawasan Jabodetabek.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum telah merespons terkait dampak dari banjir yang melanda di sejumlah kawasan Jabodetabek.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) menyampaikan, saat ini di Indonesia sudah banyak yang menyediakan polis asuransi properti yang mencakup berbagai risiko, termasuk banjir, dan bencana alam lainnya.

Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengatakan bahwa perusahaan sudah memiliki penawaran opsi tambahan asuransi untuk barang-barang di dalam rumah, jika konsumen memiliki asuransi properti yang umumnya hanya melindungi bangunan rumah saja.

Baca Juga: Banjir Jabodetabek, Begini Dampaknya ke Klaim Asuransi Properti

"Kami ingin memastikan bahwa tertanggung merasa tenang dan terlindungi, baik itu untuk bangunan maupun isi rumah mereka, dengan pilihan perlindungan yang fleksibel," kata Diwe kepada Kontan, Kamis (6/3).

Lebih lanjut, ia menjelaskan terkait prosedur pengajuan klaim asuransi properti. Pertama dimulai dari laporan tertanggung terkait kejadian yang merugikan, verifikasi dan survei lokasi untuk melakukan penilaian kerusakan. Namun, proses klaim biasanya memerlukan waktu beberapa hari, tergantung pada kompleksitas kerusakannya. 

Hingga Januari 2025, Asuransi Jasindo telah mencatat pendapatan premi asuransi properti senilai Rp 117 miliar. Adapun terkait klaim, khususnya yang terkait dengan banjir, perusahaan sampai saat ini sedang melakukan survei untuk memastikan lebih lanjut.

"Untuk risiko banjir merupakan perluasan dari polis asuransi. Perluasan ini menjamin kerugian atau kerusakan aset properti sebagai akibat satu atau lebih dari risiko banjir, angin topan dan badai, termasuk juga kerusakan akibat air," tuturnya.

Baca Juga: Jabodetabek Dihantam Banjir, Seberapa Besar Klaim Asuransi yang Masuk?

PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) sampai saat ini belum menawarkan produk asuransi properti. Namun, perusahaan telah melakukan diskusi internal untuk mengembangkan produk rain parametric.

Corporate Secretary Asuransi Digital Bersama (YOII) M. Rahmat Dwiyanto mengatakan, produk parametric diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Adapun terkait dengan tarif premi, besaran premi untuk perlindungan terhadap risiko banjir telah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Saat ini, produk rain parametric masih dalam tahap pengembangan dan belum dipasarkan secara luas. Namun, perusahaan telah menerima beberapa penawaran kerja sama yang menunjukkan adanya minat pasar terhadap produk ini," kata Rahmat kepada Kontan, Kamis (6/3).

Mengenai hal ini, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan, dampak banjir yang melanda Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir masih dalam tahap pemantauan.  

Baca Juga: Panduan Klaim Asuransi Kendaraan Mobil Terkena Banjir dan Bencana Alam

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, Trinita Situmeang mengungkapkan, meskipun beberapa daerah terdampak cukup dalam, hingga saat ini klaim asuransi yang masuk belum dapat diprediksi secara pasti.

"Kami belum bisa memastikan apakah klaim banjir kali ini lebih besar dibanding sebelumnya. Tapi kalau dilihat dari televisi, itu harusnya tidak lebih besar. Masih terlalu dini untuk prediksi lebih kecil atau besar dari sebelumnya,” ujar Trinita dalam konferensi pers laporan kinerja AAUI, Rabu (5/3).

Dari hasil pemantauan sementara, objek yang paling banyak terdampak adalah rumah tinggal dan pusat perbelanjaan, sementara kawasan industri relatif tidak terkena dampak signifikan.  

Selain harta benda, AAUI juga mencatat bahwa kendaraan bermotor serta proyek konstruksi yang terendam turut mengalami kerugian. 

 “Yang terpengaruh bukan hanya harta benda tapi kendaraan bermotor, juga yang terendam. Kalau lebih jauh sampai nggak bisa jualan atau orang nggak bisa bayar cicilan, itu nggak case ke asuransi kredit ya. Jadi ini lebih kerusakan harta bendanya. Konstruksi juga tidak bisa jalan kalau terendam,” jelas Trinita. 

Baca Juga: Palu MK Bisa Bikin Asuransi Banjir Sengketa

Sebagai langkah selanjutnya, AAUI akan meminta laporan dari setiap anggota perusahaan asuransi umum mengenai sejauh mana mereka terekspos oleh dampak banjir ini. Dengan demikian, analisis terhadap besaran klaim dan dampaknya terhadap industri asuransi bisa dilakukan dengan lebih akurat.

Di sisi lain, pengamat asuransi, Irvan Rahardjo menjelaskan bahwa sebagian besar properti individu tidak memiliki perlindungan terhadap banjir, berbeda dengan properti perusahaan atau industri yang umumnya telah mencakup jaminan bencana alam dalam property all risk insurance.



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×