Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) memiliki beberapa strategi dalam menekan risiko kredit macet alias non performing financing (NPF) industri yang hampir mendekati 5%.
Wakil Ketua III Amvesindo, Chrismanto Saragih menyampaikan strategi tersebut di antaranya memperketat kebijakan kredit, mengintensifkan upaya-upaya penagihan, membatasi penawaran produk pembiayaan pada daerah yang miliki NPF tinggi.
“Meminimalisasi konsentrasi risiko diversifikasi perluasan wilayah untuk mengelola potensi risiko bencana alam dan high NPF. Perluasan pada wilayah yang tidak terlalu rentan terhadap bencana alam,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (30/9).
Baca Juga: Amvesindo Sebut Pemburukan NPF Modal Ventura Akibat Naiknya Harga Pangan dan BBM
Selain itu, lanjut Chris, batasi juga atau tidak ada perluasan di area yang tinggi NPF dan rendah persaingan. Serta, melakukan inovasi produk atau memberikan insentif untuk debitur-debitur yang tidak menunggak sehingga bisa meningkatkan portofolio pembiayaan.
“Sektor yang terdampak mayoritas adalah sektor perdagangan dan produksi. Dengan berbagai upaya sebagaimana disebutkan di atas, perusahaan modal ventura berusaha untuk terus menjaga NPF nya di bawah 4%,” jelasnya.
Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPF perusahaan modal ventura berada di level 4,39% di Juli 2023, jika dilihat sepanjang tahun ini NPF tertinggi ada pada bulan Mei 2023 yang mencapai 4,97%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News