Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Beberapa bank BUMN berusaha meningkatkan efisiensi pada tahun ini. Apalagi jika dilihat data, pada kuartal-I 2017, hampir semua bank BUMN yang masuk dalam kelompok BUKU IV mencatat kenaikan rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO).
Dari tiga bank BUMN BUKU IV, Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat kenaikan BOPO paling besar di kuartal I 2017 yaitu 204bps secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 70,49%. Disusul Bank Mandiri 76bps yoy menjadi 75,98% dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) 62bps yoy menjadi 71,73%.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI menargetkan, efisiensi pada akhir 2017 bisa lebih baik dibandingkan 2016. “BOPO sampai akhir 2017 ditargetkan 72% sampai 73% membaik dibandingkan 2016 sebesar 74%,” ujar Herry kepada KONTAN, Kamis (4/5).
Senada, Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan BRI juga mengatakan, kenaikan BOPO disebabkan karena coverage ratio terhadap kredit bermasalah mengalami kenaikan. “Dari 150% di kuartal-I 2016 menjadi 181,55% di kuartal-I 2017,” ujar Hari Siaga kepada KONTAN, Kamis (4/5).
Sampai akhir tahun, BRI menargetkan BOPO bisa berada di angka 71% sampai 72%. Target rasio BOPO ini dilakukan dengan meningkatkan efisiensi biaya dan peningkatan kualitas kredit yang lebih baik. BRI juga akan meningkatkan teknologi informasi dan digitalisasi untuk menurunkan biaya operasional serta juga akan menjaga kualitas penyaluran kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News