Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan digital sejalan dengan peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja secara daring.
Selain itu, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking telah mengerek transaksi uang elektronik. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut menyebut transaksi uang elektronik meningkat signifikan pada awal tahun.
"Pada Februari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 41,35% yoy mencapai Rp 27,1 triliun," kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (17/3).
Sementara itu nilai transaksi digital banking meningkat 46,53% yoy menjadi Rp 3.732,8 triliun. Dengan realisasi itu, BI terus mendorong inovasi sistem pembayaran, termasuk akseptasi transaksi BI-FAST melalui perluasan kanal layanan, pendampingan kepada peserta, dan edukasi kepada masyarakat.
Baca Juga: Bank Danamon dan JCB Luncurkan Kartu Kredit untuk Segmen Menengah Atas
Guna mendorong konsumsi masyarakat, BI juga tetap melanjutkan implementasi program Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai (SIAP) QRIS untuk mendukung pencapaian 15 juta pengguna baru pada 2022.
"Koordinasi dengan pemerintah terus dilakukan dalam rangka memperkuat sinergi dan percepatan digitalisasi pembayaran melalui akselerasi elektronifikasi bansos, transaksi Pemda, dan transportasi," terangnya.
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 2,88% yoy menjadi Rp 596,2 triliun. Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Februari 2022 meningkat 12,49% yoy mencapai Rp 881,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News