kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -50.000   -2,09%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Berburu Likuiditas Valas Saat Permintaan Kredit Minim


Minggu, 16 November 2025 / 16:49 WIB
Berburu Likuiditas Valas Saat Permintaan Kredit Minim
ILUSTRASI. SPOT MELEMAH NILAI TUKAR RUPIAH. Petugas penukaran menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di kanotr penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Selasa (04/04/2017). Langkah bank-bank pelat merah dengan meningkatkan bunga deposito dolar Amerika Serikat (USD) masih menyisakan pertanyaan.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah bank-bank pelat merah dengan meningkatkan bunga deposito dolar Amerika Serikat (USD) masih menyisakan pertanyaan. 

Bagaimana tidak, kondisi saat ini menunjukkan permintaan kredit valuta asing (valas) mengalami tren melambat namun bank justru berburu likuiditas.

Hal tersebut bisa menjadi tantangan bagi bank karena memelihara dana mahal. Jikalau tak disalurkan dalam bentuk kredit, bukan tidak mungkin margin bunga yang dimiliki juga bisa menipis.

Data Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit dalam bentuk valas per Juli 2025 tercatat senilai Rp 1.222 triliun. Jika dilihat secara tahunan (YoY), memang masih terlihat pertumbuhan sekitar 4,35%. 

Baca Juga: Himbara Kerek Bunga Deposito Valas hingga 4%, Begini Respons Bank Swasta

Hanya saja, catatan kredit tersebut tampak melambat di tahun 2025, setidaknya sejak April 2025 yang mencapai puncaknya pada Rp 1.261 triliun.

Sebagai salah satu bank yang meningkatkan bunga deposito USD, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membenarkan bahwa permintaan kredit valas di BTN terbilang kecil. Sekretaris Perusahaan BTN Ramon Armando bilang permintaan kredit valas di BTN masih relatif kecil dibandingkan kredit dalam rupiah, 

Sayangnya, Ramon enggan merinci berapa portofolio kredit dalam bentuk valas yang dimiliki BTN. Ia hanya bilang BTN lebih fokus penyaluran dalam bentuk pembiayaan rupiah meskipun tetap melayani permintaan kredit valas dengan selektif.

“Dari sisi likuiditas, posisi valas BTN masih sangat terjaga sehingga kami tidak melihat adanya tekanan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam valas,” ujar Ramon, Jumat (14/11/2025).

Jika menilik laporan keuangan BTN per September 2025, simpanan valas BTN didominasi oleh mata uang USD. Dalam hal ini, simpanan dalam bentuk USD pada periode tersebut setara dengan Rp 12,8 triliun,  terutama didominasi oleh simpanan deposito. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu simpanannya setara dengan Rp 15,41 triliun.

“Kapasitas kami untuk menyalurkan kredit valas tetap tersedia, namun porsinya memang tidak sebesar kredit rupiah,” tambah Ramon.

Baca Juga: Likuiditas Masih Longgar, CIMB Niaga Belum Naikkan Bunga Deposito Valas

Sementara itu, bank-bank swasta yang tidak turut meningkatkan bunga simpanan valas di Indonesia juga memiliki pandangan bahwa permintaan kredit valas tidak banyak. Pandangan tersebut datang PT Bank CIMB Niaga Tbk yang menilai permintaan kredit rupiah lebih besar.

Sebagai gambaran, portofolio kredit dalam bentuk valas, khususnya USD yang dimiliki CIMB Niaga per September 2025 setara dengan Rp 33,43 triliun. Bandingkan dengan portofolio kredit rupiah yang pada periode sama mencapai Rp 183,76 triliun.

“Porsi kredit valas relatif lebih rendah karena mayoritas pembiayaan domestik menggunakan mata uang rupiah,” ujar Direktur Business Banking CIMB Niaga Rusly Johannes.

Meski demikian, ia bilang kebutuhan kredit valas tetap menunjukan tren positif untuk mengakomodir kebutuhan nasabah yang memiliki eksposur pendapatan dalam mata uang asing. Ia merinci saat ini kredit valas di CIMB Niaga didominasi dari sektor manufaktur dan pertambangan.

Dari sisi likuiditas, Rusly juga menyebutkan kondisi di CIMB Niaga terbilang memadai. Pasalnya, ia bilang pihaknya senantiasa menjaga kecukupan dana valas melalui pengelolaan sumber pendanaan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Baca Juga: Himbara Naikkan Bunga Deposito Valas hingga 4%, Persaingan Perbankan Kian Ketat

Pada periode yang sama, simpanan USD yang dimiliki oleh CIMB Niaga setara dengan Rp 37,14 triliun. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, simpanan yang dimiliki setara dengan Rp 35,36 triliun.

“Tren permintaan kredit valas diperkirakan stabil dengan potensi peningkatan seiring perbaikan kondisi global, meskipun risiko fluktuasi nilai tukar tetap perlu diantisipasi.” ujarnya.

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede pun mengungkapkan bahwa selama permintaan kredit valas tidak melonjak dan likuiditas rupiah melimpah, bank tidak memiliki insentif kuat untuk memelihara simpanan valas lewat bunga tinggi. 

Baca Juga: Bunga Belum Naik, Simpanan Deposito Valas Sudah Mulai Melesat

Alhasil, ia melihat penurunan simpanan dalam bentuk valas bisa saja terjadi. Hanya saja, bank tentu akan melakukan secara terukur mengikuti kebutuhan kas nasabah dan profil jatuh tempo, bukan penurunan tajam.

“Secara umum, kenaikan bunga deposito valas tidak perlu dilakukan secara luas,” ujarnya.

Selanjutnya: Pemerintah Pangkas Rujukan BPJS, Hermina (HEAL) Geber Kesiapan Faskes dan SDM

Menarik Dibaca: Apakah Timun Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi atau Tidak? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×