Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 110 nasabah korporasi menyetujui restrukturisasi polis Jiwasraya, baik dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), anak usaha BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hingga swasta.
"Sesuai data yang kami dapat per 16 September 2020, sudah ada 110 perusahaan yang menyetujui untuk melakukan restrukturisasi," kata Sekretaris Perusahaan Jiwasraya Kompyang Wibisana kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).
Menurut Kompyang, korporasi tersebut merupakan pemegang polis asuransi tradisional. Sementara pemegang polis ritel dan saving plan belum ditawarkan restrukturisasi karena masih menunggu kepastian suntikan dana dari pemegang saham.
Berdasarkan paparan di DPR, Rabu (9/9) total klaim Jiwasraya mencapai Rp 18,7 triliun hingga Juli 2020. Jika dirinci klaim saving plan Rp 16,6 triliun, tradisional korporasi Rp 1,1 triliun dan tradisional ritel Rp 1 triliun.
Baca Juga: IFG Life butuh dana Rp 24,7 triliun untuk selamatkan Jiwasraya, duit dari mana?
Jiwasraya juga mencatatkan defisit ekuitas Rp 37,7 triliun karena kondisi aset yang buruk serta pengelolaan produk asuransi yang tidak optimal. Akibatnya, Jiwasraya menanggung total liabilitas atau kewajiban sebesar Rp 54 triliun.
Dengan liabilitas sebesar itu, Jiwasraya sulit membayar kewajiban ke nasabah. Pemerintah memilih opsi restrukturisasi, transfer dan bail ini untuk menyelamatkan polis Jiwasraya melalui pendirian perusahaan baru bernama Indonesia Finansial Group (IFG) di bawah BPUI.
Pendirian IFG Life butuh dana Rp 24,7 triliun. Direktur Keuangan dan Umum BPUI Rizal Ariansyah bilang, sumber pendanaan tersebut berasal dari dua pos. Pertama suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 20 triliun.
"Kemudian BPUI Funding untuk memenuhi selisih equity gap Jiwasraya sebesar Rp 4,7 triliun," kata Rizal.
Rencananya, BPUI juga melakukan penggalangan dana (fundraising) senilai Rp 4,7 triliun dengan underlying dividen anak perusahaan lainnya. Serta melakukan divestasi saham Jiwasraya Putra kepada mitra strategis dan bidik dana Rp 2 triliun untuk menutupi gap ekuitas.
Baca Juga: Ini alasan pemerintah pilih opsi restrukturisasi untuk selamatkan Jiwasraya
BPUI boleh bernapas lega. Tahun depan Bahana akan mendapatkan suntikan PMN dari pemerintah Rp 20 triliun. Salah satunya digunakan untuk mendirikan sekaligus menjalankan bisnis asuransi jiwa melalui IFG Life.
Nantinya IFG Life akan memasarkan asuransi proteksi seperti unitlink, term life dan whole life untuk grup maupun ritel. Ada pula produk kesehatan seperti group health, kolaborasi dengan BPJS Kesehatan serta produk kesehatan ritel.
Dalam proses bisnisnya akan didukung digitalisasi serta sumber daya manusia (SDM) mumpuni dengan memanfaatkan ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai target market.
Selain itu, menggunakan ekosistem BUMN untuk membidik bisnis korporasi, karyawan dan pelanggan dari BUMN. Perusahaan juga mengandalkan jaringan agensi dengan menargetkan masyarakat luas di luar ekosistem BUMN serta melakukan cross selling kepada nasabah tetap dari Jiwasraya.
Selanjutnya: Gantikan Jiwasraya, IFG Life hanya akan memasarkan asuransi proteksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News