Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Aliran modal asing ke pasar negara-negara berkembang bakal semakin kencang jika The Fed menyuntikkan likuiditas November nanti. Untuk menahan dampak negatif aliran modal asing (capital inflow), bukan tidak mungkin Bank Indonesia (BI) memperpanjang masa wajib pegang Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kemungkinan lain, BI menerapkan pajak transaksi terhadap dana asing yang masuk ke pasar keuangan.
Itulah prediksi Kepala Ekonom Deutsche Bank Singapura Taimur Baig dan sejumlah ekonom di Indonesia. "Kemungkinan perubahan kebijakan ini bisa terjadi begitu regulator AS mengumumkan kebijakan quantitative easing," ujar Baig dalam laporannya, Rabu (27/10).
Sayang, BI belum dapat memastikan kemungkinan tersebut. Perry Warjiyo, Direktur Riset dan Moneter BI, menilai, Indonesia justru harus bisa memanfaatkan tingginya ekses likuiditas dan persepsi positif investor asing terhadap Indonesia.
Indonesia bisa mendorong dana panas ini menuju investasi jangka menengah-panjang, misalnya, penyertaan modal asing (PMA) atau mengarahkan dana tersebut ke penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). "Ini untuk mendorong ekonomi dan kinerja perusahaan," tutur Perry.
Sejatinya, BI juga telah melakukan intervensi untuk menjaga nilai tukar rupiah di Rp 8.900-Rp 9.300 per dollar AS. Biaya intervensi itu mencapai US$ 2,6 juta. Gubernur BI Darmin Nasution menyatakan, kisaran tersebut dianggap level yang nyaman bagi para eksportir.
Anton Hendranata, Ekonom Bank Danamon, menjelaskan, dua bulan terakhir secara rata-rata, rupiah justru melemah terhadap dollar AS. Pasalnya, mata uang regional menguat lebih banyak terhadap dollar AS. "Bila dollar AS masih dalam tren melemah, rupiah masih bisa dibiarkan menguat terhadap dollar AS tanpa harus mengorbankan daya saing ekspor," tulis Anton dalam risetnya.
Ekonom Senior Bank Mandiri Doddy M. Arifianto bilang, BI tidak akan kekurangan daya tahan. "Daya tahan BI bisa dikatakan tak terbatas karena BI bisa mencetak rupiah sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan," ujar Doddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News