Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rencana penerapan kebijakan transparansi bunga kredit atau yang biasa disebut kebijakan prime lending rate sebagaimana digadang oleh Bank Indonesia (BI) memang diarahkan untuk meningkatkan persaingan antar bank di Indonesia. Otoritas perbankan menilai, dengan transparansi tersebut nasabah bank bisa lebih leluasa memilih dan selektif mengambil kredit di bank mana yang dinilai paling ekonomis.
Deputi Gubernur BI Muliaman Dharmansyah Hadad menyampaikan hal itu usai mengikuti acara IBBEX di Jakarta, Jumat (24/9). "Kita kan tidak pernah tahu berapa suku bunga kredit, ketika itu menjadi transparan maka (nasabah) nanti bisa pilih-pilih juga mana bunga kredit yang murah. Ini nanti bisa mendorong persaingan yang lebih sehat, dengan demikian margin bisa ditekan dan bunga kredit bisa lebih rendah," jelasnya.
Muliaman menambahkan, kebijakan transparansi bunga kredit di luar penambahan komponen premi risiko ini merupakan praktik umum yang sudah dijalankan di banyak negara. "Di negara lain sudah terbiasa dengan kebijakan seperti ini, malah lembaga konsumen di beberapa negara juga menuntutnya sama," katanya.
Dengan mendorong persaingan di antara bank agar menawarkan bunga yang ekonomis dan kompetitif, BI yakin hal ini nanti akan mendorong juga para bankir untuk menjalankan operasional dengan lebih efisien. Selain itu, bank juga akan terdorong untuk tidak terpatok menumpuk laba terlalu besar. Logikanya, ketika bank terlalu besar mengambil untung maka bunga kreditnya akan terlalu tinggi sehingga kurang kompetitif di pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News