Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. Penggunaan electronic money (e-money) yang makin marak telah menarik minat banyak pihak untuk menerbitkannya. Saat ini, Bank Indonesia sedang memproses empat calon penerbit lagi.
"Dua dari sektor perbankan dan duanya dari non bank," kata Deputi Direktur Departemen Akuntansi dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Sri Suparni JF saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/9). Ia menambahkan, para calon tersebut masih melengkapi beberapa persyaratan lagi.
Hingga saat ini, BI telah memberikan izin pada 12 penerbit e-money dengan 17 instrumen yang sudah beredar di masyarakat.
BI mencatat, transaksi e-money terbesar adalah di sektor transportasi. Pada akhir Juli lalu, kontribusi sektor transportasi ini mencapai 82,45%, padahal di akhir 2011 lalu sektor transportasi hanya berkontribusi sekitar 67,8% dari seluruh transaksi e-money.
Sedangkan penggunaan e-money untuk belanja menurun. Pada akhir Desember 2011, penggunaan e-money mencapai 31,5%, tapi di akhir Juli 2012 angka itu hanya 16,12%.
"Kenaikan di sektor transportasi menunjukkan manfaat e-money di sektor ini lebih terasa. Walaupun jika dari nilai transaksi, di belanja lebih besar dibandingkan di transportasi, volume transaksi lebih sering di transportasi," jelas Sri
Penggunaan e-money lainnya berasal dari sektor telekomunikasi yang kebanyakan digunakan untuk pembelian pulsa.
Sebagai catatan, pada akhir 2011, e-money sudah mencapai 14 juta kartu dengan total transaksi sebesar 41 juta dengan nilai transaksi Rp 981 miliar. Sedangkan di Juli 2012, instrumen e-money menjadi 17 juta, dengan jumlah transaksi 51,78 juta dan nilai transaksi menembus Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News