kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Tak Terpengaruh Hapus Tagih, Pendapatan Recovery Bank Pelat Merah Tetap Tumbuh


Senin, 12 Mei 2025 / 20:11 WIB
Tak Terpengaruh Hapus Tagih, Pendapatan Recovery Bank Pelat Merah Tetap Tumbuh
ILUSTRASI. Langkah sejumlah bank pelat merah dalam merealisasikan hapus tagih tak memberikan pengaruh terhadap pendapatan recovery. Bahkan, pada kuartal I/2025, mayoritas bank pelat merah mencatatkan peningkatan pendapatan recovery.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah sejumlah bank pelat merah dalam merealisasikan hapus tagih tak memberikan pengaruh terhadap pendapatan recovery. Bahkan, pada kuartal I/2025, mayoritas bank pelat merah mencatatkan peningkatan pendapatan recovery.

Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)  memiliki pendapatan recovery senilai Rp 5 triliun. Nilai pendapatan BRI di pos tersebut mengalami kenaikan sekitar 13,2% secara tahunan (YoY).

Tak hanya secara nilai, dari sisi recovery rate pun BRI juga mengalami peningkatan. Per Maret 2024, recovery rate BRI berada di level 42,2% dan setahun kemudian mengalami kenaikan menjadi 43,7%.

Selanjutnya, ada PT Bank Mandiri Tbk secara bank only yang memiliki pendapatan recovery senilai Rp 1,69 triliun di tiga bulan pertama 2025. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun sebelumnya, pendapatan recovery Bank Mandiri senilai Rp 1,49 triliun.

Dari sisi recovery rate-nya sendiri, bank berlogo pita emas ini memiliki rate yang cukup tinggi yaitu mencapai 104%. Hal tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dari kuartal I/2024 yang hanya sekitar 41,6%.

Baca Juga: Bank BTN Klaim Hapus Tagih Tak Berdampak Signifikan ke Pendapatan Recovery

Tak mau kalah, pendapatan recovery PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) turut mengalami kenaikan secara tahunan. Nilai pendapatan recovery BTN dari aset-aset yang sudah di write off senilai Rp 162 miliar atau naik sekitar 65,1%.

Nasib berbeda dialami oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang justru mengalami penurunan pendapatan recovery sekitar 7,5% YoY menjadi Rp 1,07 triliun. Hanya saja, recovery rate-nya secara tahunan naik dari 30,3% menjadi 40,3%.

Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo pun mengungkapkan bahwa pendapatan recovery ini tak akan terdampak dengan adanya realisasi hapus tagih yang sedang dijalankan oleh bank-bank BUMN. Alasannya, kredit-kredit yang dihapus tagih adalah yang memang benar-benar sudah tidak bisa ditagih.

“Yang dihapus tagihkan yang udah upaya recovery dan penagihannya maksimal,” ujar Setiyo.

Adapun, Setiyo menjelaskan bahwa selama ini pendapatan recovery BTN berkontribusi sekitar 10% hingga 20% dari total pendapatan non bunga BTN. Pada kuartal I/2025, kontribusinya mencapai 15,6%.

Baca Juga: Tren Positif, BRI Bidik Pendapatan Recovery Asset Tumbuh 10%-15%

Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara mengungkapkan pencapaian tersebut sejalan dengan langkah strategis yang dilakukan melalui penjualan aset, baik secara lelang maupun non-lelang. Di mana, mereka melibatkan berbagai pihak seperti internal Bank Mandiri, Mandiri Group, Balai Lelang Swasta, kurator, serta institusi terkait lainnya.

Ia pun optimistis tren recovery rate akan tetap positif seiring dengan kualitas kredit yang stabil. Ini tercermin dari rasio kredit macet (NPL) secara bank only yang mencapai 1,01% atau turun 1 basis poin (bps) secara tahunan. 

“Kualitas kredit yang baik ini berpotensi menurunkan tingkat hapus buku, yang pada akhirnya akan mengurangi kebutuhan biaya CKPN dan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Bank Mandiri,” ujar Ashidiq.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan berpendapat jika bank berhasil menjual aset-aset jaminan dari kredit macet tentunya akan mendorong perbaikan kinerja bank. Di mana, pendapatan bank selain bunga akan meningkat.

“Meskipun, penjualan aset agunan juga memerlukan proses untuk penjualannya,” ujarnya.

Selanjutnya: American Bitcoin yang Didukung Eric Trump akan Go Publik, Catatkan Sahamnya di Nasdaq

Menarik Dibaca: 6 Ciri-Ciri Moisturizer Tidak Cocok, Jangan Dipakai Lagi Ya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×