kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI terus membenahi sistem GPN


Senin, 06 Agustus 2018 / 07:06 WIB
BI terus membenahi sistem GPN
ILUSTRASI. Produksi kartu debit Mandiri berlogo GPN


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus membenahi sistem gerbang pembayaran nasional (GPN). Bank sentral melanjutkan peta jalan atau roadmap GPN semester II-2018.

Menurut Anthoni Morris, Direktur Bisnis Artajasa Pembayaran Elektronis, di separuh kedua 2018, BI akan melakukan beberapa hal. Pertama adalah implementasi debit untuk terminal electronic data capture (EDC).

Kedua, memperbanyak kartu debit berlogo GPN. "Selain itu juga ada implementasi QR code dan implementasi Electronic Bills and Invoices Presentment and Payment (EBIPP)," kata Anthoni kepada KONTAN, Sabtu (5/8).

Berdasarkan dokumen presentasi GPN dari Departemen Elektronifikasi dan GPN BI yang diterima KONTAN, Minggu (5/8), Bank Indonesia mencatat sampai 30 Juni 2018, sebanyak 95 bank sudah terkoneksi dengan dua perusahaan switching.

Berdasarkan aturan, bank harus terkoneksi dengan jumlah bank yang sudah terkoneksi dengan dua lembaga switching ini bertambah. Sebagai gambaran, sampai Mei 2018, baru 49 bank yang terkoneksi ke dua perusahaan switching. Dalam dokumen presentasi GPN BI ini tercatat sampai Juni 2018, masih ada lima bank yang belum terkoneksi dengan dua lembaga switching.

Adanya lima bank yang tidak terkoneksi dengan dua lembaga switching menurut BI terjadi karena dua sebab. Pertama, dua bank tersebut tengah melakukan aksi korporasi. Kedua, ada sanksi akibat belum melakukan pemrosesan secara domestik, yaitu sebanyak tiga bank. "Ada yang cuma menjadikan Indonesia sebagai hub. Mereka masih memproses di negara lain," ujar sumber KONTAN, Minggu (5/8).

Menurut sang sumber, paling lambat per 30 Juni 2018 bank harus terhubung dengan dua perusahaan switching. Jika tidak, mereka akan terkena sanksi.

Saat ini, Artajasa yang merupakan operator ATM Bersama, menurut Morris, telah terhubung dengan 94 institusi bank dan non bank. Sedangkan untuk debit tercatat telah terhubung dengan 66 bank anggota.

Sudah 98% terhubung

Bayu Hanantasena, Direktur Utama Artajasa, mengatakan, saat ini, sebanyak 60 bank yang sudah terhubung dengan switching Artajasa. "Seiring dengan GPN, maka perusahaan switching harus memenuhi, terutama dari sisi teknis, bisnis dan compliance," kata Bayu kepada KONTAN Sabtu (4/8).

Hermawan Tjandra EVP Marketing Rintis Sejahtera bilang, pada semester II-2018, perusahaan switching akan terus fokus memperkuat layanan pemrosesan transaksi debit GPN. "Selain itu kami juga bekerjasama dengan member bank untuk mengembangkan layanan dan sosialisasi ke nasabah terkait kebijakan dan manfaat GPN," kata Hermawan, Sabtu (5/8).

Selain koneksi bank dengan dua lembaga switching, pada semester II-2018, bank akan memperbanyak kartu debit berlogo GPN dan melakukan perbaikan (roll out) terminal EDC. Harapannya nanti seluruh EDC bank sudah bisa terhubung ke GPN. Saat ini sudah 98% EDC yang sudah terkoneksi ke sistem GPN.

BI juga mencatat, sebanyak 937.000 kartu debit GPN telah dicetak dan sebanyak 497.000 kartu debit telah didistribusikan ke masyarakat. BI mencatat, sebanyak 82 penyelenggara jasa sistem pembayaran telah menyampaikan laporan pendistribusian dan percetakan kartu GPN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×