kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

BI waspadai tekanan likuiditas


Jumat, 15 Januari 2016 / 11:33 WIB
BI waspadai tekanan likuiditas


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memandang stabilitas sistem keuangan tetap terjaga. Hal ini ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang cukup kuat. Namun demikian, bank sentral mewaspadai risiko dari sisi likuiditas. 

Pada November 2015, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 21,1 persen. Sementara itu,rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada di kisaran 2,7 persen gross atau 1,3 persen net. 

Dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 9,8 persen year-on-year (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. 

Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2015 tercatat sebesar 7,7 persen (yoy). 

"Ke depan, perlu diantisipasi adanya tekanan likuiditas sebagai dampak operasi keuangan Pemerintah dan perlambatan pertumbuhan DPK. Bank Indonesia akan terus memonitor dan memitigasi risiko likuiditas agar stabilitas sistem keuangan tetap terjaga," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Kamis (14/1/2016). 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menyatakan, terkait kondisi likuiditas, ada sejumlah faktor yang dicermati bank sentral pada tahun 2016. 

Salah satu faktor tersebut adalah masih lemahnya pertumbuhan DPK. 

Faktor kedua, kata Juda, adalah rencana pemerintah untuk melakukan konversi Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Kalau direalisasikan, maka rencana ini akan memberikan dampak pula dibandingkan tahun 2015. 

"Di tahun lalu, kelebihan di dana-dana di daerah itu cukup besar karena tidak bisa merealisasikan anggarannya. Tapi tahun ini kalau kebijakan konversi ini terjadi, akses yang tidak terlalu besar tidak akan terjadi di 2016. Kewajiban dari dana pensiun, kewajiban dari lembaga keuangan seperti SBN ini akan kita pantau dampaknya deri kondisi likuiditas," papar Juda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×