Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) dan Shinkin Central Bank (SCB) menandatangani nota kesepahaman untuk menjalani kerja sama bisnis strategis.
Dalam kerja sama ini, BII akan menjadi servicing bank bagi nasabah SCB di Indonesia dan menyediakan produk dan layanan perbankan bagi nasabah SCB mulai dari perbankan konsumer hingga korporasi. Produk dan layanan perbankan tersebut termasuk account services dan remittance, trade finance, foreign exchange, produk treasury lainnya.
"Kemitraan kami dengan SCB akan mencakup 271 bank Shinkin di Jepang,” ujar Presiden Direktur BII Dato' Khairussaleh Ramli saat MoU, Senin (2/7).
Bank-bank di Shinkin merupakan bank yang mendukung pengusaha usaha kecil menengah (UKM), di mana banyak di antaranya merupakan pemasok industri mobil dan sepeda modal besar Jepang di Indonesia.
BII berencana terus mendukung para pengusaha UKM ini beserta pengusaha Jepang lainnya untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Nantinya nasabah SCB dapat melakukan transaksi perbankan melalui jaringan BII yang tersebar melalui 360 cabang di seluruh Indonesia termasuk kantor cabang BII di Kawasan Industri seperti KIIC, Jababeka dan MM2100.
Para nasabah Shinkin pun dapat memperoleh pricing valuta asing yang kompetitif dari BII dan informasi dari BII Japan Desk. Sebagai catatan, SCB adalah bank sentral dari bank-bank di Shinkin yang juga beroperasi sebagai koperasi lembaga keuangan beranggota 271 bank-bank di Shinkin. SCB merupakan lembaga keuangan berbasis komunitas terbesar di Jepang yang didukung 7.584 kantor cabang di Negeri Sakura.
Direktur Perbankan UKM BII, Jenny Wiriyanto memaparkan, paling tidak dari hasil survey yang dilakukan SCB ada 100 nasabah mereka yang masuk ke Indonesia. "Untuk tahun ini diprediksi akan ada sekitar 300 nasabah Shinkin yang masuk ke Indonesia. Dan kami akan membantu memfasilitasi selama di sini," tambahnya.
Kebanyakan nasabah SCB yang masuk ke Indonesia adalah supplier dari perusahaan manufaktur seperti otomotif dan elektronik. Jenny pun mengaku bahwa selama ini kontribusi dana pihak Jepang sudah cukup besar. Para nasabah ini masuk melalui dana murah bukan dana mahal. Bisnis ini juga didukung kekuatan perusahaan yang memiliki cabang di wilayah industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News