Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan anak-anak usaha di dalam grup bank-bank besar makin patut diperhitungkan. Bagaimana tidak, kontribusi laba yang disumbang oleh perusahaan anak ini semakin membesar di kala kinerja induknya sedang mengalami tekanan.
Hanya saja, kontribusi anak-anak usaha yang dimiliki oleh big banks ini terbilang tak merata. Dalam hal ini, selalu ada anak usaha yang mendominasi kontribusi tersebut dibandingkan dengan anak usaha lainnya.
Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang mencatatkan laba bersih konsolidasian mencapai Rp 40,8 triliun per September 2025 dan turun sekitar 9,51% secara tahunan (YoY). Di periode yang sama, laba bersih anak usaha dari bank yang dekat dengan wong cilik ini naik 27,6% YoY menjadi Rp 8,19 triliun.
Dus, laba anak usaha dari BRI mampu memberikan kontribusi terhadap laba konsolidasian mencapai 20%. Padahal, pada periode sama tahun lalunya, kontribusi laba anak usaha hanya sekitar 14,3% dari laba bersih BRI Group.
Baca Juga: BRI Finance Genjot Transformasi Bisnis dan Sinergi Ekosistem BRI Group
Nah, kontribusi anak usaha dari BRI ini paling besar berasal dari PT Pegadaian yang mencapai sekitar 69,2%. Dilanjutkan dengan kontribusi dari PT Permodalan Nasional Madani yang jaraknya cukup jauh dengan hanya sekitar 13,4%.
Meski demikian, BRI tampaknya mulai menyadari kontribusi yang tidak merata tersebut. Direktur Utama BRI Hery Gunardi bilang bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya untuk meningkatkan bisnis pembiayaan kendaraan bermotor, dalam hal ini tentunya memanfaatkan anak usahanya BRI Finance.
Seperti diketahui, kontribusi laba dari BRI Finance sendiri belum mencapai lebih dari 2%. Oleh karenanya, Hery ingin memanfaatkan sinergi perusahaan anak dengan mendorong joint financing bisnis konsumer dengan BRI Finance.
“Kami akan terus membangun, me-revamp BRI Finance untuk bahu membahu bersama BRI membangun bisnis auto loan ini,” ujarnya (30/10).
Contoh lainnya, ada PT Bank Mandiri Tbk yang dalam mencetak laba juga karena kontribusi anak usaha yang mendukung. Dalam hal ini, perusahaan anak menyetorkan laba bersih ke bank berlogo pita emas ini senilai Rp 4,62 triliun per September 2025. Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, ada kenaikan sekitar 3% YoY.
Seperti diketahui, laba bersih Bank Mandiri di periode yang sama mencapai Rp 37,7 triliun atau turun 10,2% YoY. Artinya, anak usaha berkontribusi terhadap laba induknya sekitar 12,25%. Pada periode sama tahun lalu, kontribusi laba perusahaan anak baru mencapai 10,6%.
Baca Juga: AXA Mandiri Catatkan Peningkatan Aset pada Semester I-2025
Pola yang serupa juga terjadi di Bank Mandiri, BSI menjadi kontributor utama dari laba perusahaan anak dengan nilai mencapai Rp 2,87 triliun atau setara 62,12%. Ada kenaikan dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,63 triliun. BSI juga menjadi satu-satunya perusahaan anak yang mengalami kenaikan laba.
Selanjutnya, kontribusi laba perusahaan anak Bank Mandiri berasal dari AXA Mandiri Financial Services dengan nilai jaraknya juga jauh mencapai Rp 453 miliar. Diikuti oleh bisnis multifinance yang berasal dari Mandiri Utama Finance dan Mandiri Tunas Finance dengan nilai mencapai Rp 405 miliar.
Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Ari Rizaldi membenarkan bahwa kinerja Bank Mandiri sebagai sebuah grup usaha turut juga didorong oleh kontribusi kinerja dari perusahaan anak. Di mana, total aset perusahaan anak juga naik 9,05% YoY mencapai Rp 573 triliun.
“Hal tersebut turut menunjang sinergi perseroan dengan perusahaan anak sebagai pilar pendukung pertumbuhan konsolidasian baik dari sisi aset maupun profitabilitas,” ujar Ari.
Hanya saja, Di tengah kontribusi BSI yang semakin solid di Bank Mandiri, kabar terkait rencana pemisahan yang sudah lama dihembuskan kembali menguat. Di mana, BSI akan tampil mandiri sebagai perusahaan pelat merah di bawah kendali langsung Danantara.
Dus, jika hal tersebut terjadi tentunya bakal mempengaruhi kontribusi kinerja anak usaha milik Bank Mandiri. Bukan tidak mungkin, laba dari Bank Mandiri juga akan terkikis jika BSI benar-benar keluar.
Baca Juga: Kinerja BSI Moncer, Laba Naik 9% Menjadi Rp 5,57 Triliun per Kuartal III 2025
Sementara itu, hal yang sedikit berbeda terjadi di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Pasalnya, kontribusi laba anak usaha dari bank berlogo 46 ini ikut turun sejalan dengan laba bersih secara konsolidasi yang turun 7,3% YoY menjadi Rp 15,1 triliun.
Tak main-main, kontribusi laba anak usaha dari BNI turun hingga 56,9% YoY menjadi Rp 146,1 miliar. Hanya saja, total aset dari anak usaha BNI ini masih mampu mengalami kenaikan sekitar 17,3% YoY menjadi Rp 63,2 triliun.
Salah satu pemicu turunnya laba adalah BNI Finance yang pada periode sama mengalami kerugian hingga Rp 150 miliar. Padahal, pada periode sama tahun sebelumnya masih bisa mendapat laba mencapai Rp 2,5 miliar.
Meski demikian, Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena bilang sinergi dengan anak perusahaan tetap ikut memperkuat ekosistem bisnis BNI Ini tercermin dari pertumbuhan kredit usaha di level grup yang naik 15,3% YoY menjadi Rp17,4 triliun.
Baca Juga: Laba Bersih BNI Turun 7,3% Jadi Rp 15,12 Triliun per September 2025, Ini Penyebabnya
Selanjutnya: Kenaikan Harga CPO jadi Berkah Emiten Sawit, Cek Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Senin (3/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













