Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KetikatoalĀ pendapatan TUGU tumbuh dobel digit, total beban usaha perseroan tumbuh terbatas. Beban klaim neto perseroan hanya naik 9% YoY menjadi Rp 1,6 triliun akhir September 2024. Sedangkan beban operasional justru turun 5% menjadi Rp 544 miliar pada waktu yang sama.
Total beban usaha perseroan hanya naik 6% YoY menjadi Rp 2,4 triliun, meskipun ada peningkatan 17% dari sisi beban operasional lainnya selaras dengan peningkatan pendapatan usaha lainnya. Di luar pendapatan/(beban) operasional lainnya, laba usaha TUGU tumbuh 57% menjadi Rp 783 miliar.
Nur juga menjelaskan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk TUGU selama 9 bulan ini mencapai 79% dari estimasi laba bersih konsensus, artinya pencapaiannya di atas ekspektasi. Ini merupakan kinerja yang positif dan Ia optimis di sepanjang tahun 2024, TUGU dapat mengantongi setidaknya laba bersih sebesar Rp 700 miliar.
Capaian ini disebutnya akan menjadi katalis positif untuk pergerakan harga sahamnya. Saat ini, Nur bilang, TUGU masih bergerak di kisaran rasio Price to Book Value (PBV) 0,4x. Masih jauh terdiskon dibandingkan dengan peers dan industri asuransi umum sampai 1x dan industri keuangan dengan PBV 1,96x.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News