Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (BNI) membeberkan penyebab Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BNI naik dari 69,43% menjadi 71,36% di semester I-2025.
Head of Investor Relations BNI Yohan Setio mengakui, level BOPO cukup tinggi di semester I-2025, namun bukan disebabkan oleh pembilang atau biaya yang berlebihan, namun lebih disebabkan oleh tekanan pada sisi income, di mana Net Interest Margin (NIM) BNI masih terekan.
Pada semester I-2025 margin bunga bersih (net interest income/NIM) BNI menurun dari 4,02% menjadi 3,83%.
Baca Juga: BNI Pertahankan Target Pertumbuhan Kredit Sebesar 8%-10% pada Tahun Ini
"Karena adanya perlambatan dari sisi peredaran uang di sistem menyebabkan biaya dana naik dan kondisi ekonomi yang tumbuhnya di perbatasan 5% juga menyebabkan bank tidak bisa terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga kredit. Sehingga tekanan di NIM menyebabkan rasio BOPO terlihat meningkat karena efek penyebutnya tersebut," jelas Yohan saat Public Expose BNI, Senin (8/9).
Adapun dari sisi operating expense atau OPEX, pihaknya disebut terus beroperasi dengan efisien, di mana terlihat dari sisi operating expense semester I tahun ini, hanya tumbuh di kisaran 3%. Ini merupakan salah satu level pertumbuhan operating expense yang terendah di antara himpunan bank negara.
"Dan belanja OPEX kami fokusnya di aspek digital, promosi, atau dengan kata lain, belanja OPEX tersebut sifatnya mensupport pencapaian bisnis," katanya.
Selanjutnya: Sepinya IPO Tahun Ini Tekan Bisnis Penjaminan Emisi Sekuritas
Menarik Dibaca: 7 Tanda Wajah Kekurangan Kolagen, Dark Circles hingga Pipi Cekung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News