Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Life Insurance atau BNI Life menyebut premi dan klaim produk critical illness dan kesehatan yang mencakup penyakit kritis pada 2023 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan, mengatakan, porsi produk critical illness dan kesehatan belum menyumbang premi besar.
"Per Desember 2023, porsi premi produk criticall illness dan Kesehatan masih di bawah 5% dari total pendapatan premi perusahaan," ucapnya kepada Kontan, Selasa (26/3).
Baca Juga: Premi Asuransi Syariah Naik Tipis
Eben mengatakan, penyakit kritis yang paling banyak diderita atau dilakukan klaim adalah penyakit jantung dan stroke.
Mengenai tren tahun ini, Eben memperkirakan tidak terlalu banyak perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Dia bilang tahun ini mayoritas penyakit kritis yang diderita oleh nasabah adalah penyakit jantung dan stroke.
Sementara itu, Eben menyampaikan asuransi penyakit kritis itu penting bagi masyarakat. Hal itu karena penyebab utama kematian terbesar di dunia adalah penyakit kritis, seperti jantung, stroke, dan paru-paru.
Baca Juga: Pendapatan Premi Unitlink Tumbuh Lagi
"Tingginya biaya pengobatan ketika seseorang didiagnosa penyakit kritis merupakan pemicu pentingnya perlindungan kesehatan, khususnya terkait penyakit kritis. Memiliki jaminan kesehatan berupa asuransi penyakit kritis akan menjadi solusi," kata Eben.
Eben mengatakan hingga Februari 2024, total pendapatan premi BNI Life tercatat sebesar Rp 903 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News