Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Life Insurance (BNI Life) menyatakan bahwa di tahun 2024 semua produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi alias unitlink (Paydi) punya prospek yang bagus.
Plt. Direktur Utama BNI Life, Eben Eser Nainggolan mengatakan untuk produk unitlink saham, perusahaan memproyeksikan pasar saham di 2024 bakal tumbuh sekitar 6% - 7% sehingga ini menjadi target imbal hasil (return) BNI Life untuk produk tersebut.
“Tingkat bunga yang mungkin akan di pangkas di semester II-2024 dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri karena adanya pemilu juga dapat menjadi katalis positif bagi market saham,” ujarnya kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: BNI Life Ungkap Dampak Keputusan Uji Materi UU P2SK Terhadap Asuransi Jiwa
Eben menjelaskan, untuk produk unitlink campuran diproyeksikan punya prospek return yang lebih tinggi atau rendah sedikit dari unitlink saham. Sebab, ini akan ditopang oleh instrumen pendapatan tetap yang akan positif di 2024.
“Hal yang harus di perhatikan dalam mengoptimalkan kinerja unitlink campuran adalah komposisi yang optimal antara instrumen saham, instrumen pendapatan tetap serta instrumen money market agar menghasilkan return yang optimal,” jelasnya.
Eben menuturkan, untuk produk unitlink pendapatan tetap di tahun 2024 pihaknya memproyeksikan akan tumbuh positif, karena perusahaan melihat ada potensi penurunan yeild obligasi.
“Namun sepanjang tahun tetap akan terjadi volatililas pada yield obligasi sehingga kita juga tetap harus mewaspadai adanya kenaikan yield yang menyebabkan harga-harga obligasi menurun,” tuturnya.
Tetapi, lanjut Eben, pihaknya dapat mengoptimalkan kondisi kenaikan yeild tersebut dengan membeli obligasi baru, sehingga penting untuk mempunyai cashflow yang cukup di unitlink pendapatan tetap.
Baca Juga: Strategi Pengelola Unitlink Menjaga Imbal Hasil
Lebih lanjut, Eben menambahkan, untuk produk unitlink pasar uang biasanya investasi ditempatkan pada deposito, di mana BNI Life memproyeksikan akan terjadi penurunan suku bunga di semester II 2024.
“Namun kita bisa optimalkan dengan instrumen money market lainnya seperti SBI atau obligasi yang kurang dari satu tahun sebagai alternatif aset,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News