Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Bank BNI Syariah membidik pertumbuhan pembiayaan 29,6% sampai akhir tahun ini, atau lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya yang melejit 47%.
Kendati demikian, target tersebut diklaim lebih optimistis ketimbang target industri perbankan syariah secara keseluruhan yang berkisar 20% - 25%.
Per 31 Desember 2013, pembiayaan BNI Syariah mencapai Rp 11,2 triliun. Di akhir tahun nanti, anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini mematok menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 14,5 triliun.
"Target itu akan ditopang oleh pembiayaan konsumer, sembari perseroan meningkatkan pembiayaan komersial," ujar Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah, Kamis (27/2).
Adapun, untuk dana pihak ketiga (DPK) dipatok tumbuh 41% atau lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang berkisar 27%. Peningkatan DPK akan ditopang oleh masuknya dana setoran haji dari bank konvensional ke bank syariah. Diperkirakan, Rp 500 miliar limpahan dari induk usaha perseroan.
Sisanya, sekitar Rp 2,5 triliun - Rp 3 triliun akan masuk bertahap masing-masing Rp 700 miliar mulai Maret hingga Juni 2014 mendatang. "Itu dengan catatan, tidak ada perubahan kebijakan lagi. Saat ini, masih dibahas rekonsiliasi dengan induk usaha, BNI Syariah dan Kementerian Agama," imbuh Imam.
Pertumbuhan bisnis perseroan tahun ini juga akan didorong oleh tambahan 26 unit cabang-cabang mikro. Fokus perseroan memang memperbesar segmen mikro, terutama di Indonesia Timur. Hingga kini, layanan mikro BNI Syariah tersebar di 15 kantor cabang dan 66 kantor cabang pembantu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News