kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BPD bergandengan dengan BPR di program linkage


Selasa, 12 November 2013 / 06:15 WIB
BPD bergandengan dengan BPR di program linkage
ILUSTRASI. Harga sepeda lipat Element Foldx 8 New Design didiskon.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Untuk mengatasi keterbatasan jangkauan, bank pembangunan daerah (BPD) kian gencar menjalin kerjasama dengan bank perkreditan rakyat (BPR) untuk menyalurkan kredit. Maklum, masih banyak masyarakat di daerah yang belum terjangkau layanan BPD secara langsung.

Hadi Sukrianto, Direktur Utama Bank Jawa Timur (Jatim), mengatakan kerjasama linkage program dengan BPR sangat penting. Dengan kerjasama itu, BPD memberikan peran kepada BPR untuk menyalurkan fasilitas pembiayaan kepada masyarakat.

Bank Jatim telah menjalin kerjasama denga 70 BPR dari total 300 BPR yang ada di Provinsi Jawa Timu. Kerjasama tersebut menjadi strategi Bank Jatim untuk menjangkau seluruh kecamatan di Jatim. Maklum, Bank Jatim baru memiliki 41 kantor cabang. Padahal, ada 600 kecamatan di Jatim. "Peluang linkage program terus berkembang," kata Hadi.

Namun, kerjasama saja tampaknya tak cukup bagi Bank Jatim. Bank milik Pemerintah Provinsi Jatim ini berencana mengakuisisi BPR. Namun, Hadi enggan menceritakan rencana akuisisi tersebut. Yang jelas, rencana akuisisi BPR akan dimasukkan dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2014. "Akuisisi belum akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Hadi.

Bank DKI juga menjalankan strategi program linkage untuk menyalurkan kredit.  Memang, jumlah BPR yang diajak bekerjasama oleh Bank DKI terbilang sedikit.

Mulyatno Wibowo, Direktur Pemasaran Bank DKI, mengatakan Bank DKI telah bekerjasama dengan lima BPR konvensional dan dua BPR syariah. Mulyatno menambahkan, Bank DKI ingin terus menambah jumlah kerjasama dengan BPR untuk memperluas jangkauan.

Hingga saat ini, Bank DKI tidak memiliki anak usaha BPR. Meski begitu, Bank DKI belum memiliki rencana mengakuisisi BPR. "Kami lebih memilih bekerjasama saja," kata Mulyatno.

Bank Nagari juga masih mengandalkan program linkage. Suryadi Asmi, Direktur Utama Bank Nagari,mengatakan Bank Nagari sebenarnya  sudah cukup dominan di wilayah Sumatera Barat (Sumbar). Namun, ia ingin peran Bank Nagari lebih meluas. "Kami ingin memberikan fasilitas pembiayaan sesuai kebutuhan masyarakat dari sisi produk," kata Suryadi.

Bank Nagari telah menyiapkan beberapa strategi agar tetap menguasai pangsa pasar di Sumbar. Salah satunya adalah meningkatkan program linkage dan menjadi pengayom alis apex bagi BPR di wilayah Sumbar.

Saat ini, Bank Nagari menguasai 30% pangsa pasar di Sumbar. Bank Nagari juga telah menjalin kerjasama dengan 53 BPR, dari total 104 BPR di Provinsi Sumbar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×