kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.409   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.123   28,22   0,40%
  • KOMPAS100 1.037   6,50   0,63%
  • LQ45 808   5,85   0,73%
  • ISSI 223   0,48   0,21%
  • IDX30 422   2,44   0,58%
  • IDXHIDIV20 502   0,36   0,07%
  • IDX80 117   0,77   0,66%
  • IDXV30 119   -0,12   -0,10%
  • IDXQ30 138   0,29   0,21%

BPD DIY optimis laba akhir tahun tumbuh 20%


Selasa, 20 Oktober 2015 / 17:36 WIB


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan seretnya penyaluran kredit perbankan sepertinya tidak melanda Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bank-bank milik pemerintah daerah ini justru menggeliat di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi yang melanda Indonesia.

BPD DIY dan BPD Jateng contohnya. Kedua bank daerah ini mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan juga keuntungan. Direktur Utama BPD DIY Bambang Setiawan mengungkapkan, per Juni 2015, BPD DIY telah sanggup mengumpulkan pertumbuhan pundi-pundi laba sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sampai dengan akhir tahun 2015, pihaknya optimis dapat membukukan pertumbuhan laba sebesar 20% seperti rencana bisnis bank. "Laba per September 2015 Rp 159 miliar," kata Bambang di Jakarta belum lama ini (16/10).

Kredit BPD DIY pun tumbuh pesat dan telah mendekati target yang ditetapkan. Per September 2015, BPD DIY telah menyalurkan kredit mencapai Rp 5,94 triliun atau mendekati target penyaluran kredit akhir tahun yang sebesar Rp 6,5 triliun.

Dengan demikian, aset BPD DIY sudah tembus Rp 9 triliun dan per akhir kuartal III, target aset BPD DIY sudah tercapai 112%. Kinerja yang cukup baik ini diimbangi dengan asas kehati-hatian lantaran rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terjaga di level 1,74%.

Penyumbang pertumbuhan kredit juga datang dari penyaluran kredit sindikasi yang dilakukan bersama-sama dengan BPD dan bank konvensional lainnya.

"Untuk berbagai risiko kami sindikasi sama bank2 lainnya, termasuk dengan Bank Permata kasih sindikasi untuk dana andalan finance, angkanya lebih dari Rp 300 miliar dan juga dengan BNI melakukan sindikasi untuk pembangunan basement," jelas Bambang.

Dengan demikian, BPD DIY semakin mematangkan rencana untuk naik kelas menjadi kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II yang memiliki modal inti antara Rp 1 triliun sampai dengan Rp 5 triliun.

Bambang merinci, saat ini modal inti BPD DIY telah mencapai Rp 958 miliar. Rencana ini dapat terlaksana dengan komitmen pemegang saham yaitu Pemerintah Daerah yang berencana untuk memberikan setoran modal.

Untuk menggenjot pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) serta fee based income, BPD DIY terus mematangkan peluncuran produk Laku Pandai yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam waktu dekat, BPD DIY bersama 10 BPD lainnya akan meluncurkan produk Laku Pandai, yang tergabung dalam satu konsorsium dengan infrastruktur yang sudah teruji.

Anggota konsorsium BPD yang tergabung dalam BPD Net itu diantaranya BPD DIY, BPD Sulteng, BPD Jateng, Bank DKI serta BPD NTT. "Kami nanti kerjasama dengan agen-agen seluruh Indonesia. Pekan depan, bersama dengan 10 BPD lainnya akan launching Laku Pandai," jelas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×