Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kendati sulit mendongkrak permodalan, banyak pemilik Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang notabene pemerintah masing-masing daerah masih emoh mencari pendanaan dari pasar modal. Alasannya sederhana, pemilik bank daerah belum yakin manfaat yang akan diperolehnya dari perusahaan go public.
Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) menuturkan, selama ini, tidak ada kendala yang ditemui seluruh anggotanya yang ingin menerbitkan saham perdana alias Initial Public Offering (IPO). Namun kenyataannya, dari total 26 anggota Asbanda, hanya dua yang tercatat melantai di bursa. Yaitu, Bank Jawa Barat dan Banten Tbk dan Bank Jatim Tbk.
“Saya kira, tidak ada hambatan untuk BPD go public. Hanya saja, perlu lebih meyakinkan pemilik mengenai manfaatnya. Karena, BPD itu pemegang sahamnya banyak, terutama di daerah. Ada pemerintah provinsi, kabupaten, kotamadya. Jadi, meyakinkannya pun harus satu-satu. Setelah itu melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),” ujarnya, Selasa (18/3).
Meski demikian, lanjut Eko, banyak juga pemilik yang mulai terbuka dan sadar manfaat dari go public. Hal itu tercermin dari keingintahuan anggota Asbanda yang semakin besar mengenai proses go public. “Bahkan, ada beberapa anggota Asbanda yang sudah ambil ancang-ancang untuk IPO,” pungkasnya singkat tanpa menyebut BPD mana yang akan melantai di bursa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News