Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Surya Yudha gencar menghimpun dana dari masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan pedesaan.
Pada tahun pertama berdiri pada 1992, Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa tabungan dan deposito yang bisa dihimpun BPR Bank Surya Yudha sebesar Rp 234 juta. Per Oktober 2011, jumlah DPK BPR Bank Surya Yudha telah menggelembung hingga mencapai Rp 532 miliar.
Untuk menjemput nasabah, BPR Surya Yudha tak jarang m234 jtuaengundang masyarakat ke kantor untuk memberi edukasi sambil menggelar hiburan atau mendatangi arisan yang diadakan warga.
"Kuncinya adalah pegawai di bank kami harus putra daerah setempat. Jadi, mereka kenal betul dengan habitat dan kultur masyarakat yang ingin diajak," ujar Komisaris Utama BPR Surya Yudha Satriyo Yudiarto, Jumat (25/11).
Pria yang sempat berkarier di Bank of Tokyo tersebut mengakui jemput bola ke masyarakat pedesaan bukan hal mudah. Namun, berkat pendekatan yang dilakukan terus-menerus dan berkelanjutan, kepercayaan masyarakat pun tumbuh. Bahkan, kemudian masyarakat pun ikut mengambil kredit usaha.
Rasio pinjaman dan simpanan (LDR) BPR Surya Yudha per 31 Desember 2010 sekitar 91% sementara rasio kecukupan modalnya (CAR) sebesar 14,42%. Satriyo menuturkan pertumbuhan tabungan dan deposito BPR Surya Yudha setiap tahun rata-rata 20%-25%.
BPR Surya Yudha juga melakukan beberapa strategi seperti membebaskan biaya administrasi bulanan, memberikan bunga tabungan/deposito lebih tinggi dari Bank Umum, sampai memberikan suvenir maupun undian berhadiah.
"Bunga kredit kami berikan 1%-1,5%, bunga tabungan 5%, dan bunga deposito 10%," kata Satriyo.
Secara keseluruhan, dari 1.683 BPR di Indonesia, total DPK yang dihimpun BPR per September 2011 mencapai Rp 35,859 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 22,2% dibandingkan September 2010. Bila dibandingkan total DPK yang terhimpun dari perbankan pada September 2011, kontribusi BPR masih minim, yakni hanya 1,34%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News