Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kartu kredit perseroan pada 2015 sebesar 20%-25% dibandingkan 2014 lalu yang mencapai 841.252 kartu.
Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan, seiring dengan kinerja positif di bidang lain pada 2014, kinerja bisnis kartu kredit BRI juga terus menanjak dan diharapkan akan berlanjut pada tahun ini. "Untuk merealisasikannya, BRI terus meningkatkan cross selling dan integrated marketing," ujarnya, Kamis (12/2).
Selain itu, lanjut Budi, Bank BRI juga menjalin kerjasama dengan merchant partner terbaik untuk membuat program-program yang inovatif seiring dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang. Lebih lanjut Budi menuturkan, persaingan pada segmen bisnis kartu kredit saat ini memang semakin ketat.
"Meski market share kami masih dibawah 10%, namun kami optimis, dengan infrastruktur teknologi informasi yang handal, serta didukung dengan jumlah nasabah yang besar dan berbagai loyalty program menarik yang kami tawarkan, pertumbuhan bisnis kartu kredit sebesar 20%-25% akan dapat kami capai pada tahun ini," kata Budi.
Adapun jumlah keseluruhan kartu kredit yang telah diterbitkan oleh BRI sampai dengan akhir Desember 2014 sebanyak 841.252 atau meningkat 26% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan total outstanding kartu kredit BRI yang diberikan pada 2014 tumbuh 30% menjadi Rp 1,109 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 847 milyar.
Sementara itu sepanjang 2014, jumlah mesin penerima transaksi kartu kredit (electronic data capture/ EDC) tumbuh menjadi 131.204 unit atau bertambah sebesar 45.268 dari periode sebelumnya.
Jumlah transaksi kartu kredit yang dibukukan Bank BRI juga mencapai 4,4 juta transaksi, senilai lebih dari Rp 3,8 triliun. Nilai transaksi kartu kredit tersebut tumbuh 26% dari periode yang sama tahun lalu.
Meski pertumbuhan outstanding, dan jumlah pemegang kartu meningkat signifikan, Bank BRI tetap mampu mengelola portofolio dengan baik. Hal tersebut terlihat pada rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga di kisaran 2,75% atau jauh di bawah ketentuan BI sebesar 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News