Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BTN) memproyeksikan net interest margin (NIM) masih akan berada di level 5%. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan hal tersebut dikarenakan transaksi dan pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) bakal lebih terdorong dengan adanya pengembangan digital banking.
"NIM bisa kurang lebih 5% sampai 6% tahun depan, pendorongnya adalah dari transaksi di bank dan fee based yang berasal dari transaksi tersebut," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/12).
Lebih lanjut, Maryono menyebut pihaknya pun memproyeksi fee based BTN di tahun depan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini atau berada di atas 30%.
Catatan saja, sampai dengan September 2017 lalu bank bersandi saham BBTN ini mencatat kenaikan realisasi fee based sebesar 38,23% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,1 triliun. Maryono mengatakan, pertumbuhan ini terjadi karena adanya peningkatan dari biaya administrasi dan tabungan.
Selain itu, bisnis wealth management dan bancassurance serta bisnis tresuri pun disebut-sebut sebagai mesin pertumbuhan fee based BTN.
Sebelumnya, Direktur Strategy, Risk and Compliance BTN Mahelan Prabantariksa mengatakan dari sisi laba pihaknya menarget di tahun 2018 laba perseroan dapat tumbuh di atas 20%.
Selain dari fee based income yang diproyeksi naik, BTN juga bakal memupuk laba lewat realisasi kredit yang ditarget tumbuh di level 18% hingga 20%. Belum lagi, tahun depan BTN juga akan mendirikan tiga anak usaha yakni Multifinance, Manajer Investasi dan Asuransi.
"Target laba tahun depan 20%, diperoleh dari sisi kredit, fee based, KPR dan juga BTN akan ada anak perusahaan dan sekarang kami sedang tekan cost of fund supaya NIM meningkat," katanya.
Gambaran saja, sampai dengan bulan Oktober 2017 BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun. Jumlah tersebut tercatat mengalami peningkatan sebanyak 17,5% secara yoy.
Kenaikan laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 17,54% di Oktober 2017 menjadi Rp 7,31 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 6,22 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News