Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dalam keterangannya di situs Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melakukan penawaran umum efek turunan kredit properti.
Efek bernama Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi - Sarana Multifriya Finansial - Bank Tabungan Negara Nomor 03 kelas A (EBA-SP SM-BTN03 kelas A) di pada Jumat, 27 April 2017.
Adapun, dalam pengumuman tersebut dijelaskan bahwa jumlah pokok EBA-SP kedua perusahaan yang diterbitkan antara lain sebesar Rp 913 miliar. Adapun EBA-SP yang diterbitkan oleh BTN dibagi menjadi dua kelas A.
Antara lain EBA kelas A1 jumlah pokok sebesar Rp 200 miliar dengan tingkat bunga sebanyak 8%. Sementara, EBA kelas A2 sebanyak Rp 713 miliar dengan jenis dan tingkat bunga sebesar 8,40%. Masing-masing EBA jatuh tempo pada 7 Juli 2029.
Sementara, itu tanggal pencatatat EBA-SP BTN di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat per 2 Mei 2017 dengan pembayaran bunga pertama untuk EBA jatuh pada tanggal 27 Juli 2017. Adapun, terdapat lima perusahaan sekuritas yang ditunjuk sebagai agen penjual antara lain PT CIMB Securities Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT BNI securities dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Direktur BTN, Handayani mengatakan perseroan akan memanfaatkan pendaanaan yang dihimpun dari sekuritisasi ini untuk perluasan pembiayaan kredit perseroan. Selain menerbitkan EBA-SP ini, dalam waktu dekat bank yang fokus di pembiayaan perumahan ini juga akan menerbitkan EBA-SP dengan prinsip syariah.
Kepala Unit Usaha Syariah (UUS) BTN, Marissa Gemiralda menyebut jumlah EBA-SP syariah BTN yang diterbitkan diperkiran sebesar Rp 100 miliar hingga Rp 500 miliar, tergantung dari kebutuhan. "EBA-SP syariah belum, tapi rencananya memang ada," ujar Marisa, Sabtu (29/4).
Sebelumnya, Direktur Keuangan BTN, Iman Nugroho Soeko menyatakan pihaknya memang menarget pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 17 triliun tahun ini. Antara lain sekuritisasi sebesar Rp 1,5 triliun, pinjaman bilateral sebesar Rp 3,5 triliun dan sisanya dalam bentuk surat hutang antara lain penerbitan obligasi sebesar Rp 10 triliun yang akan dilakukan secara bertahap.
Asal tahu saja, penerbitan EBA-SP BTN ini merupakan yang ke-10sejak 2009 dengan total dana yang diraup bernilai Rp 6,65 triliun. Iman menuturkan, penerbitan instrumen ini dapat menambah likuiditas bank dikarenakan bank mendapat tambahan dana segar dari hasil penjualan aset berupa piutang kredit.
Selain itu, penerbitan EBA-SP juga dapat menjaga tingkat permodalan bank, karena nilai aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit pemilikan rumah cukup tinggi yakni 35%. Kata Iman, kelak hasil sekuritisasi oleh BTN ini akan digunakan untuk mendanai program satu juta rumah.
Sebagai gambaran saja, dari sisi kinerja khususnya pendanaan, pertumbuhan DPK perseroan cukup tinggi yakni sebesar 20,02% secara tahunan atau year on year (yoy) per Kuartal I-2017 menjadi Rp 157,42 triliun. Jika dirinci, pertuumbuhan giro menjadi pendorong terbesar peningkatan dana BTN dengan keniakan sebesar 29,36% yoy, sedangkan deposito dan tabungan masing-masing meningkat 21,59% dan 5,85% secara tahunan.
Sementara dari sisi penyaluran kredit, tercatat bank berkode emiten BBTN ini mencatat kenaikan sebesar 18,71% secara yoy menjadi Rp 169,69 triliun per akhir Maret 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News