Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut tren perlambatan laju pertumbuhan simpanan atau tabungan masyarakat kelas menengah bawah diproyeksi berlanjut hingga semester I-2025. Penyebabnya karena daya beli masyarakat yang terbilang masih turun.
Mengenai hal itu, perusahaan pergadaian swasta PT Budi Gadai Indonesia asal Sumatera Utara (Sumut) menilai penurunan daya beli masyarakat bisa mendorong peningkatan transaksi gadai pada tahun ini.
Direktur PT Budi Gadai Indonesia Budiarto Sembiring mengatakan hal itu karena banyak masyarakat yang mengandalkan layanan gadai sebagai alternatif untuk mendapatkan dana dengan proses cepat guna memenuhi kebutuhan mendesak.
"Namun, seberapa besar peningkatannya juga tergantung pada tren ekonomi dan bagaimana masyarakat mengakses layanan gadai selama tahun ini," ucapnya kepada Kontan, Jumat (31/1).
Seiring dengan potensi pertumbuhan transaksi gadai yang masih besar, Budiarto memperkirakan transaksi gadai Budi Gadai Indonesia bisa tumbuh sekitar 20% pada tahun ini, jika dibandingkan pencapaian pada 2024.
Baca Juga: Bisnis Gadai Berpotensi Meningkat karena Penurunan Daya Beli Masyarakat
"Pertumbuhan itu bisa jadi dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang menurun, sehingga lebih banyak orang yang memilih untuk menggadai," katanya.
Pada 2024, Budiarto mengungkapkan perolehan transaksi gadai Budi Gadai Indonesia mencapai Rp 208 miliar. Nilai itu tumbuh sebesar 23,81%, jika dibandingkan pencapaian pada 2023 yang tercatat sebesar Rp 168 miliar.
Budiarto menjelaskan kenaikan transaksi gadai pada 2024 dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap layanan gadai, serta ekspansi bisnis perusahaan dengan membuka cabang baru.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penurunan laju pertumbuhan simpanan di segmen masyarakat kelas menengah bawah tersebut merupakan cerminan daya beli masyarakat rendah. Dia memperkirakan ekonomi baru akan pulih di kuartal III-2025 dan kuartal IV-2025 karena program pemerintah mulai berjalan.
"Dengan demikian, diprediksi pada semester II-2025 akan lebih sehat, dan daya beli akan lebih baik," ujar Purbaya.
Purbaya menyebut bahwa pertumbuhan simpanan di bank sangat tergantung pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat mengalami tren perlambatan sejak pertengahan tahun hingga Desember 2024, dengan laju 4,21% secara tahunan.
Baca Juga: Pegadaian Rilis Fitur Kirim Uang ke Luar Negeri, Begini Caranya
Selanjutnya: Duel Sengit Arsenal vs Manchester City, Lebih dari Sekadar Perebutan Poin!
Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News