Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk menunda pelaksanaan penerbitan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue hingga semester I 2017. Semula, perusahaan berencana menggelar hajatan itu pada akhir tahun ini.
Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi mengatakan, saat ini, pihaknya tengah mencari calon investor baru untuk menyerap rights issue. Saat ini, likuditas Bank Bukopin sudah kembali stabil setelah sempat mengetat. "Sekarang indikasinya sudah mulai normal, kemarin memang agak ketat karena dana yang diambil tidak hanya perbankan tapi pemerintah dengan bond-nya juga," kata Glen, Selasa (29/11).
Glen menambahkan, pada semester pertama tahun depan perseroan, berharap perolehan rights issue yang bisa diserap berkisar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. "Kita cari partner dulu, tahun depan bisalah kita jalan," imbuhnya.
Asal tahu saja, dalam rights issue tersebut, pemegang saham pengendali Bukopin yakni Bosowa Corporindo akan menyerap haknya dan mempertahankan porsi saham 30%. Sementara, investor baru diperlukan kalau pemegang saham publik tidak berkeinginan menyerap saham dalam proses rights issue. Sebagai informasi, per 30 September 2016, saham Bank Bukopin dimiliki oleh Bosowa Corporindo (30,00%), Kopelindo (18,09%), Negara RI (11,43%), dan publik (40,48%).
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSBLB) juga sudah merestui pelaksanaan rights issue dengan menerbitkan saham biasa kelas B sebanyak-banyaknya 30% dari jumlah saham yang ditempatkan perseroan.
Bank berkode saham BBKP ini menyebut, melalui rights issue ini nantinya rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dapat meningkat dari 15% menjadi 17%. Adapun akhir 2016 dan tahun 2017 diproyeksikan loan to deposit ratio (LDR) Bukopin berada di level 88-90%. "LDR paling ideal 88% sampai 90%, kemarin agak ketat di posisi 93% per September 2016, sekarang membaik di kisaran 88%-89%," ujar Glen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News