kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bunga acuan 7DRR rate naik, begini efeknya ke rupiah menurut bankir


Senin, 21 Mei 2018 / 08:59 WIB
Bunga acuan 7DRR rate naik, begini efeknya ke rupiah menurut bankir
ILUSTRASI. Ilustrasi Rupiah, Jakarta


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) pada Kamis (17/5) lalu telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%. Kenaikan bunga acuan ini diharapkan bisa membantu mengurangi tekanan terhadap rupiah.

Terkait efek kenaikan bunga acuan ke rupiah, beberapa bankir merespons beragam. Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada mengatakan, efek kenaikan suku bunga bisa dilihat pada Senin (21/5).

"Bisa dilihat pada awal pekan, saya percaya apa yang dilakukan BI sudah tepat," kata Haryono ketika ditemui, Jumat (17/5). Haryono berharap pasar juga bisa merespons positif terhadap langkah BI menaikkan suku bunga acuan ini.

Haryono memproyeksikan, kenaikan suku bunga acuan BI ini tidak hanya satu kali tapi bisa dua kali sampai akhir tahun. Terkait masih adanya potensi kenaikan suku bunga ini, Haryono berharap pasar tidak merespons negatif.

Zulkifli Zaini, Komisaris Independen Bank Permata bilang, efek kenaikan suku bunga acuan ke rupiah tidak bisa seketika. "(Diukurnya) tidak bisa terlalu jangka pendek, jadi nunggu dulu," kata Zul ketika ditemui diacara yang sama. Terkait dengan potensi kenaikan suku bunga acuan ke depan, BI pasti sudah melakukan evaluasi berdasarakan kondisi pasar.

Hadi Santoso Direktur Utama BRI Syariah bilang, kenaikan suku bunga ini memang selain efek ke biaya dana dan rupiah juga bisa berefek ke pembiayaan bermasalah.

"Ada potensi risiko pengaruh ke kemampuan bayar debitur, karena industri perbankan masih belum sepenuhnya pulih," kata Hadi ketika ditemui, Jumat (17/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×