Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong lembaga dana pensiun (dapen) dapat berinvestasi di instrumen energi terbarukan, seiring makin besarnya dana kelolaan industri.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono menerangkan, instrumen energi terbarukan atau renewable energy dapat jadi alternatif bagi dana pensiun untuk berinvestasi.
Hanya saja, dia bilang tantangannya tinggal memastikan ketersediaan produk atau instrumen di energi terbarukan untuk mendukung langkah dana pensiun dalam berinvestasi.
Baca Juga: Kemenkeu Dorong Dana Pensiun Investasi di Instrumen Energi Terbarukan
"Tinggal produknya itu tersedia atau tidak. Sebab, hal itu menjadi alternatif bagi dapen untuk investasi. Tentunya dengan renewable energy, ada insentif-insentif yang diberikan. Dengan demikian, bisa menjadi opsi bagi dapen," katanya saat konferensi pers di kawasan Alam Sutra, Tangeran, Kamis, (23/10/2025).
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria Kemenkeu Ihda Muktiyanto mengatakan, Indonesia bisa belajar dari Norges Bank yang merupakan salah satu pengelola dana pensiun terbesar di dunia.
Dia menjelaskan portofolio yang dikelola oleh Norges Bank menunjukkan adanya diversifikasi yang cukup baik dan mulai diarahkan pada instrumen-instrumen yang memiliki basis infrastruktur energi terbarukan.
Hal tersebut mencerminkan strategi investasi jangka panjang untuk bisa menyeimbangkan portofolio, sekaligus mendukung agenda keberlanjutan global.
"Kalau dilihat, makin meningkatnya aset dana pensiun, Indonesia bisa mempertimbangkan portofolio ke instrumen yang berorientasi jangka panjang dengan keberlanjutan. Instrumen energi baru dan terbarukan, hijau, serta instrumen ramah lingkungan lainnya, itu bisa menjadi pilihan investasi," ungkapnya saat menghadiri acara di Alam Sutera, Tangerang, Kamis (23/10/2025).
Menurut Ihda, instrumen investasi energi terbarukan bukan hanya memiliki return (imbal hasil) yang cukup baik, melainkan selaras juga dengan agenda transisi hijau di Indonesia.
Baca Juga: Asosiasi DPLK Ungkap Sejumlah Tantangan MI Masuk ke Bisnis DPLK
Jika menilik paparan Kemenkeu, tercatat Norges Bank mulai menempatkan investasi di instrumen infrastruktur energi terbarukan sebesar 0,1% dengan nilai mencapai US$ 2,23 miliar dari total investasinya. Hal itu mencerminkan Norges Bank sudah menerapkan strategi diversifikasi ke instrumen yang mendukung keberlanjutan.
Bukan tanpa sebab Kemenkeu mendorong dana pensiun bisa berinvestasi di energi terbarukan, Ihda menyoroti mayoritas saat ini alokasi investasi dana pensiun sukarela masih sangat terkonsentrasi pada instrumen yang bersifat fixed income, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan deposito.
Sebagai informasi, berdasarkan data statistik OJK, total investasi dana pensiun secara gabungan mencapai Rp 380,32 triliun per Juli 2025. Benar saja, mayoritas didominasi instrumen SBN dan deposito dengan nilai investasi mencapai Rp 138 triliun dan Rp 101,64 triliun.
Selanjutnya: Kredit Korporasi KB Bank Tumbuh Solid pada Kuartal III 2025
Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Terkoreksi, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (27/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













