Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak Juli hingga September Bank Indonesia telah memangkas tiga kali bunga acuannya total sebesar 75 bps menjadi 5,25%. Bunga acuan yang menciut ternyata bikin masyarakat mulai menarik depositonya di perbankan.
Dari catatan bank sentral pertumbuhan deposito pada Agustus 2019 tercatat sebesar 7,8% (yoy). Ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2019 sebesar 8,5% (yoy).
Baca Juga: Pemain multifinance belum berniat terbitkan surat berharga komersil
Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) ANggoro EKo Cahyo mengamini kondisi tersebut. Ia menjelaskan melandainya pertumbuhan deposito terjadi adanya peralihan dana.
“Secara umum menurunnya deposito dikarenakan migrasi instrumen ke obligasi pemerintah dan korporasi yang memberikan imbal hasil lebih baik,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/10).
Bank berlogo angka 46 ini pun hingga Agustus 2019 baru mencatat pertumbuhan deposito sebesar 4,61% (yoy) menjadi Rp 198,78 triliun.
Meski demikian, Anggoro bilang perseroan tak khawatir dengan perlambatan deposito, sebab hal tersebut sesuai dengan strategi perseroan memupuk dana murah alias current account and saving account (CASA).
Per Agustus 2019 pula, rasio dana murah perseroan tercatat sebesar 63,38% dari total dana pihak ketiga senilai Rp 542,96 triliun. Hingga akhir tahun Anggoro menargetkan perseroan bisa mencapai rasio dana murah hingga 65% dari total DPK.
“Deposito kami memang tumbuh moderat dengan kecenderungan menurun karena strategi memperbesar CASA yang kami targetkan bisa mencapai 65%. Guna menekan biaya dana kami, dan NIM kami bisa meningkat 50%,” paparnya.
Baca Juga: Astra Life luncurkan Flexi Critical Illness di kanal digital ilovelife.co.id
Perlambatan serupa juga diakui Direktur Bisnis dan Jaringan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) Hery Gunardi. Ia bilang dibandingkan pada Agustus 2019 perseroan memang mengalami perlambatan deposito jika dibandingkan semester 1-2019.
“Meski kalau dilihat secara tahunan, per Agustus 2019 deposito kami masih tumbuh 3%-4% dibandingkan Agustus 2018,” katanya kepada Kontan.co.id.
Per Agustus 2019, bank berlogo pita emas ini berhasil menghimpun deposito senilai Rp 257,15 triliun dengan pertumbuhan 2,57% (yoy). Sedangkan pada periode serupa rasio CASA perseroan mencapai 65,91% dari total DPK senilai Rp 754,35 triliun.
Hery juga mengaku perseroan mengutamakan dana murah untuk menopang pertumbuhan DPK. sedangkan untuk pertumbuhan deposito akan disesuaikan dengan kondisi pasar. “Sampai akhir tahun kami menargetkan deposito bisa berkontribusi terhadap 30%-35% dari total DPK kami,” lanjutnya.
Direktur Bisnis Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA, anggota indeks Kompas100) Lani Darmawan pun menyatakan hal senada. Dana murah yang berasal dari simpanan tabungan dan giro akan dijadikan penopang DPK perseroan.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Bank Danamon rombak susunan pengurus
“Fokus penghimpunan dana kami ada di CASA untuk mendapat biaya dana yang lebih murah. Strateginya misalnya melalui layanan payroll, operating account, merchant hingga optimalisasi ekosistem digital kami,” katanya kepada Kontan.co.id.
Pertumbuhan deposito perseroan pun tercatat negatif pada Agustus 2019 sebesar -5,07% (yoy) menjadi Rp 7357 triliun. Ini sesuai dengan strategi perseroan yang hendak memupuk dana murah. Sementara per Agustus 2019 rasio dana murah Bank CIMB Niaga sebesar 56,91% dari total DPK senilai Rp 170,75 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News