kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,57   -4,45   -0.50%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cara Bank Permata menjaga kualitas kredit


Selasa, 03 November 2015 / 18:17 WIB
Cara Bank Permata menjaga kualitas kredit


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kinerja Bank Permata hingga September lalu kurang meyakinkan jika menengok dari perolehan laba. Pada periode itu, laba Permata turun 24% dari Rp 1,24 triliun menjadi Rp 938,19 miliar.

Ternyata, catatan tersebut merupakan dampak dari strategi Bank Permata yang tengah fokus pada kualitas kredit.

"Kondisi ekonomi yang belum terlalu baik memungkinkan adanya kenaikan kredit bermasalah. Maka kami tetap fokus untuk menjaga kualitas kredit agar tidak memburuk," terang Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata kepada KONTAN, Selasa (3/11).

Dengan begitu, Bank Permata pun sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi. Salah satunya, Roy bilang, Bank Permata rutin melakukan stress test.

Upaya tersebut, lanjut Roy, juga dibarengi pengawasan kredit yang ketat melalui mekanisme early alert monitoring, proaktif rescheduling dan melakukan restrukturisasi. "Semoga NPL kami tidak naik," ucap Roy singkat. Sayang, Roy enggan memproyeksikan NPL Bank Permata hingga akhir tahun ini.

Selain perolehan laba, kinerja Bank Permata secara umum terbilang baik. Tengok saja catatan pendapatan operasional yang meningkat 19% menjadi Rp 6,34 triliun dari Rp 5,32 triliun dalam periode yang sama pada tahun 2014.

Begitu juga dengan pendapatan bunga bersih dan fee based income. Selama sembilan bulan, pendapatan bunga bersih Permata tumbuh 20% menjadi Rp 4,91 triliun dari Rp 4,1 triliun. Sementara fee based income naik 18% menjadi Rp 1,43 triliun dari Rp 1,22 triliun, terutama didorong oleh kinerja di Bancassurance, trade finance, kegiatan treasury dan dampak penyertaan modal di PT Astra Sedaya Finance (ASF).

Sebelumnya, Sandeep Jain, Direktur Keuangan Bank Permata mengatakan, kuartal tiga 2015 adalah masa yang sulit mengingat industri perbankan menghadapi dinamika tantangan berupa pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, penurunan tingkat konsumsi dan ketidakpastian geo-politik dan ekonomi makro.

"Kinerja PermataBank dipengaruhi oleh penurunan kualitas aset sehingga kami membukukan beban pencadangan kredit (loan impairment charges) yang lebih tinggi sebagai akibat dari penurunan dalam siklus ekonomi," terang Sandeep.

Untuk itu, Sandeep menegaskan, Bank Permata akan terus memperketat standar underwriting dan secara proaktif memonitor nasabah dalam sektor-sektor industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum.

"Kami melihat risiko downside yang lebih lanjut dalam kuartal keempat dan pengelolaan NPL tetap merupakan tantangan terbesar ke depan terhadap profitabilitas bank," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×