Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga April 2023, fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online menyalurkan kredit Rp 601,41 triliun.
Melansir website resmi masing-masing platform, pada Kamis (15/6), Modalku menduduki posisi pertama dengan penyaluran kredit Rp 49,15 triliun sejak pertama kali didirikan.
Modalku sendiri mencatatkan tingkat keberhasilan bayar (TKB) total 97,07%. Adapun total pemberi dana lebih dari 100.000 dan total UMKM yang mendapatkan pembiayaan lebih dari 50.000.
Baca Juga: Menggaet Konsumen Baru, Fintech Ada Kami Gencar Beriklan di Media Sosial
Terkait hal tersebut, Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan pendanaan tersebut mayoritas untuk sektor produktif. Hal itu sejalan dengan fokus perusahaannya.
Reynold juga menyadari pangsa pasar industri fintech di Indonesia ke depannya masih tinggi. Dengan demikian, masih banyak segmen UMKM yang perlu didukung melalui akses ke pendanaan.
"Hal itu juga dibuktikan oleh angka financing gap di Indonesia yang terbilang cukup besar. Pada 2022, angka financing gap di Indonesia sebesar Rp 1,60 triliun," ucapnya kepada Kontan.co.id Kamis (15/6).
Untuk memaksimalkan potensi pasar di Indonesia, Reynold menyampaikan Modalku terus mengedepankan inovasi dan kolaborasi dalam menjalankan bisnis, inovasi produk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pengguna, serta kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti platform digital untuk menjangkau UMKM.
Dia pun menerangkan sejauh ini Modalku telah bekerja sama dengan beberapa institusi perbankan untuk penyaluran dana ke UMKM. Selain itu, Modalku juga telah bekerja sama dengan beberapa platform e-commerce atau platform digital lainnya.
Baca Juga: OJK akan Kaji Pemain Fintech Baru dari Jenis Pembiayaan, Ini Kata AFPI
"Dengan demikian, diharapkan dapat menjadi solusi untuk perkembangan bisnis UMKM di luar Pulau Jawa. Modalku juga konsisten untuk memperbaharui berbagai aktivitas promosi, seperti sosial media, online event, dan digital marketing," kata Reynold.
Sementara itu, Asetku berhasil menempati posisi kedua penyaluran kredit senilai Rp 42,12 triliun. Adapun Kredit Pintar menduduki peringkat ketiga dengan Rp 35,5 triliun.
Posisi keempat ditempati EasyCash dengan Rp 27,47 triliun. Selanjutnya, AdaKami Rp 23,70 triliun menempati peringkat kelima.
Adapun peringkat keenam dan ketujuh penyaluran kredit masing-masing ditempati Rupiah Cepat Rp 18,6 triliun dan KoinWorks Rp 15 triliun.
Sebagai informasi, akumulasi penyaluran pinjaman yang diberikan fintech P2P lending sejak perusahaan berdiri mencapai Rp 601,41 triliun pada April 2023. Posisi itu meningkat 66,05% Year on Year (YoY) dari periode yang sama pada 2022 sebesar Rp 362,19 triliun.
Baca Juga: Fintech TaniFund Lempar Handuk, AFPI Jelaskan Sejumlah Penyebabnya
Secara rinci, OJK mencatat akumulasi itu berasal dari wilayah Jawa yang mendapat pinjaman senilai Rp 489,96 triliun atau tumbuh 63,57% YoY dari 299,53 triliun pada April 2022. Sisanya berasal dari wilayah luar Jawa yang mengalami pertumbuhan penyaluran sebesar 77,87% YoY dari Rp 62,65 triliun menjadi Rp 111,45 triliun.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan industri fintech lending berkontribusi positif selama 6 tahun terhadap perekonomian Indonesia. Dia pun optimistis ke depannya industri fintech akan terus tumbuh.
"Kredit nasional di bawah zero, kami 25%. Kredit nasional tumbuh 7%, kami 115%. Jadi, sudah berlangsung 6 tahun ini dan akan konsisten di tahun-tahun ke depan,” ujar Kus saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (13/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News