kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Fintech TaniFund Lempar Handuk, AFPI Jelaskan Sejumlah Penyebabnya


Selasa, 13 Juni 2023 / 14:41 WIB
Fintech TaniFund Lempar Handuk, AFPI Jelaskan Sejumlah Penyebabnya
ILUSTRASI. OJK menyebut TaniFund sudah angkat tangan terkait kasus gagal bayar yang menimpa mereka.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund) sudah tidak mampu menyelesaikan rencana aksi dalam kaitannya dengan penyelesaian pinjaman macet yang berujung gagal bayar.

Sebelumnya, Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Triyono Gani mengatakan, TaniFund sudah angkat tangan terkait kasus gagal bayar yang menimpa mereka.

"TaniFund sudah angkat tangan. Jadi, mereka memang sudah tidak bisa menyelesaikan action plan apa pun dan tidak mampu," katanya, Kamis (8/6).

Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menyebut pihaknya sudah berdiskusi dengan TaniFund terkait permasalahan tersebut.

"Ya, kami prihatin dengan TaniFund," ucapnya di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (13/6).

Baca Juga: Menyerah, OJKL TaniFund Tak Mampu Atasi Gagal Bayar

Kuseryansyah menerangkan, sebenarnya kasus gagal bayar bukan hanya terjadi di fintech peer to peer lending, tetapi di semua sektor. Dia menjelaskan ketika market situasinya turun, maka menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan fintech untuk bertahan.

Ia menyebut, situasi itu yang menimpa TaniFund sehingga gagal bayar. Adapun TaniFund bergerak di sektor tunggal, yakni pertanian dan perikanan, yang mana begitu sensitif dengan pakan.

Kuseryansyah mengatakan, kenaikan harga bahan utama pakan, seperti gandum itu impor dan waktu itu ada perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid-19 dan sektor logistik juga masih terhambat awal-awal sehingga mereka kena dampak yang begitu besar.

"Mereka juga produknya single sehingga dampaknya lebih dalam," ungkapnya.

Oleh karena itu, Kuseryansyah berharap, perusahaan, termasuk fintech, punya satu hingga tiga produk alternatif yang mana berperan juga sebagai penyeimbang di saat krusial, seperti ketidakpastian ekonomi.

"Jadi, memang kami berharap industri keuangan punya produk alternatif, salah satunya kombinasi antara produk multiguna konsumtif dengan produk produktif. Selain itu, apabila punya produk konsumtif tentu dikombinasikan ada produk konsumtif tenor jangka pendek dan panjang," ujarnya.

Kuseryansyah menyebut AFPI tak bisa menegur TaniFund terkait permasalahan tersebut karena yang berwenang hanya OJK.

Baca Juga: Soal Gagal Bayar, OJK Sebut TaniFund Sudah Angkat Tangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×