Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah mencetak laba senilai Rp 3 triliun sepanjang 2024. Adapun, laba BTN tercatat turun sebesar 14% jika dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya.
Salah satu penyebab laba bank yang fokus pada properti ini turun adalah pendapatan bunga bersih. Sebab, BTN hanya membukukan pendapatan bunga bersih Rp 11,73 triliun atau turun 14,1% YoY.
Itu juga sejalan dengan penyaluran kredit dan pembiayaan BTN yang hanya tumbuh 7,3% YoY menjadi Rp 357,97 triliun. Di mana, industri tumbuh lebih tinggi mencapai 10,39% di 2024.
Baca Juga: BTN Anggarkan Rp 1 Triliun untuk Pengembangan dan Keamanan IT di Tahun 2025
Untungnya, BTN berhasil menekan beban bunga dengan meningkatkan portofolio dana murah dari tabungan dan giro mereka. Pertumbuhan dana murah BTN pada akhir 2024 tercatat mencapai 9,8% yoy dibandingkan tahun 2023.
Ini turut mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN sebesar 9,1% yoy menjadi Rp 381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 349,93 triliun.
Sementara itu, kualitas penyaluran kredit BTN juga terjaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, sehingga rasio kredit bermasalah (NPL) gross tercatat di level 3,16% dan diyakini akan terus menurun ke level di bawah 3% pada 2025.
Ini turut menurunkan beban provisi yang perlu dicadangkan oleh BTN. Tak tanggung-tanggung, penurunannya mencapai 46,3% YoY menjadi Rp 2,02 triliun.
Baca Juga: BTN Resmi Merilis Bale Super Apps, Targetkan Raih 5 Juta Pengguna di 2025
“Kami menerapkan teknologi untuk menerapkan manajemen risiko yang terintegrasi dan ketat dalam rangka menurunkan NPL ke level yang lebih sustainable,” ujar Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu, Selasa (11/2).
Ia optimistis hingga akhir tahun 2025 aset perseroan bakal tembus Rp500 triliun. Hal ini seiring dengan perolehan aset BTN hingga akhir 2024 yang sebesar Rp469,61 triliun yang naik 7% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp438,75 triliun.
“Optimisme kami juga didorong oleh komitmen pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau kepada seluruh rakyat Indonesia melalui Program Tiga Juta Rumah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nixon menegaskan, hingga akhir 2024 BTN berhasil menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8%. Level LDR yang terjaga tersebut menunjukkan kemampuan perseroan untuk mengelola likuiditasnya di tengah persaingan yang ketat di industri perbankan.
Baca Juga: Dirut BTN Beberkan Akuisisi Victoria Syariah Tunggu Persetujuan RUPS pada Maret 2025
Selanjutnya: Powell: Ekonomi AS Kuat, The Fed Tidak Terburu-buru Pangkas Suku Bunga
Menarik Dibaca: Matcha dan 4 Minuman untuk Mencegah Jerawat, Tertarik Coba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News