kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Citibank hengkang dari Indonesia, peluang bagi bank lain rebut pasar kartu kredit


Sabtu, 17 April 2021 / 11:16 WIB
Citibank hengkang dari Indonesia, peluang bagi bank lain rebut pasar kartu kredit
ILUSTRASI. Bisnis kartu kredit


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai transaksi kartu kredit perbankan di Indonesia masih melambat walau berbagai aktivitas ekonomi sudah mulai bergerak di awal tahun ini.  

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total jumlah kartu kredit yang beredar per Februari 2021 mencapai 16,79 juta atau turun 4,6% secara tahunan (year on year/YoY). Dalam dua bulan pertama tahun ini, frekuensi transaksi kartu utang ini juga turun 27% YoY jadi 41,9 juta dengan nilai transaksi anjlok 35% YoY menjadi Rp 35,41 triliun.

Di tengah perlambatan transaksi kartu kredit ini, Citigroup Inc datang memberikan kabar mengejutkan. Perusahaan financial Citigroup asal Amerika Serikat (AS) itu akan hengkang dari bisnis ritel di Indonesia dan 12 negara lainnya di Asia serta dari kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika. 

Citigroup akan menfokuskan perbankan konsumen di Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London. Di Indonesia, Citigoup melalui Citibank Indonesia menggarap bisnis ritel salah satunya lewat layanan kartu kredit. 

Baca Juga: Tutup bisnis di segmen ritel, ini penjelasan Citibank Indonesia

Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, keputusan untuk keluar dari bisnis ritel di Indonesia merupakan strategi baru Citi untuk menciptakan peluang dan fokus baru dalam berbisnis. Menurut dia, penyegaran strategi ini  akan menciptakan peluang besar bagi Citi Indonesia untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien. 

Citi Indonesia akan fokus menggarap layanan perbankan institusional. Saat ini bank ini melayani 90% dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia dan menghimpun dana lebih dari US$ 10 miliar tahun 2020. 

Pasca pengumuman itu, Citi Indonesia tidak akan langsung melakukan perubahan drastis dalam melayani nasabah kartu kreditnya. "Untuk saat ini tidak ada perubahan pada cara Citi melayani nasabah di Indonesia sebagai akibat dari pengumuman tersebut," kata Batara dalam penjelasannya resminya kepada Kontan.co.id, Jumat (16/4).

Namun, rencana hengkangnya Citibank dari bisnis kartu kredit tentu akan menjadi peluang bagi bank lain di Tanah Air untuk memperbesar pangsa pasarnya. PT Bank CIMB Niaga Tbk tercatat memiliki pangsa pasar dari sisi jumlah kartu kredit sebesar 15,5% per akhir 2020 dan dari sisi baki debet sekitar 12% atau meningkat 1% dari tahun 2019. 

Baca Juga: Sedang cari bunga deposito tertinggi? Cek daftar bunga deposito terbaru di sini

Lani Darmawan Direktur Konsumer CIMB Niaga tidak bersedia berkomentar menegnai pangsa pasar yang bisa dicuil dari hengkang Citibank tersebut. Dia juga tidak menetapkan target kenaikan pangsa pasar tahun ini. "Kami masih harus lihat reforecast ke depan karena kartu krediy sangat banyak tergantung dari mobilitas masyarakat," ujarnya. 

Sementara pangsa pasar BCA dari sisi jumlah kartu kredit per Februari 2021 sekitar 25%. Jumlah kartu kredit BCA yang beredar mencapai 4,2 juta atau meningkat 2,4% dari Februari 2020 yang tercatat sebanyak 4,1 juta. 

Transaksi masih melambat

Portofolio kartu kredit CIMB Niaga sepanjang kuartal I 2021 masih mengalami penurunan sekitar 7%. Lani mengatakan, penyebabnya karena transaksi di sektor terkait travel masih belum kembali pulih. 

Sebelumnya, CIMB Niaga menargetkan baki debet kartu kredit bisa bisa tumbuh 10% tahun ini. Namun melihat perkembangan yang terjadi belakangan, perseroan memperkirakan masih akan terjadi kontraksi tahun ini. "Kita tahu pemerintah melarang masyarakat untuk melakukan mudik lebara dan memotong libur bersama, sehingga diperkirakan masih akan kontraksi," kata Lani. 

Sementara  BCA hanya mencatatkan baki debet kartu kredit sebesar Rp  8,7 triliun per Februari 2021. Sementara pada kuartal I 2020, fortofolio kartu kredit bank ini mencapai Rp 12,4 triliun. Artinya masih masih mengalami penurunan. 

Baca Juga: Citi bakal menutup bisnis ritel di 13 negara, ini kata CEO Citibank Indonesia

Untuk mendorong transaksi kartu kredit dari sektor travel, BCA telah bekerjasama dengan Garuda Indonesia menggelar Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF) pada 26 -31 Maret 2021 lalu. 

EVP Divisi Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F. Haryn mengatakan,  BCA secara konsisten memberikan nilai tambah kepada nasabah kartu kredit dengan menghadirkan beragam promo menarik di berbagai segmen kebutuhan nasabah. "Ke depannya, BCA juga akan terus menghadirkan program atau promo menarik kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan nasabah di Tanah Air," katanya.

Tahun ini, BCA menargetkan bisnis kartu kredit secara moderat.  EVP Transaction Banking Businesses Development BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya sebelumnya mengatakan mengatakan, portofolio kartu kredit hanya diperkirakan tumbuh sekitar 5%.

Selanjutnya: Transaksi uang elektronik kartu diprediksi naik pada bulan Ramadan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×