Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menargetkan piutang pembiayaan sebesar Rp 8,12 triliun pada 2025. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menyampaikan target itu tumbuh 9%, jika dibandingkan dengan target pada 2024 yang sebesar Rp 7,42 triliun.
Ristiawan optimistis target tersebut bisa tercapai dengan menerapkan sejumlah strategi. Dalam hal menyokong pertumbuhan piutang pembiayaan pada 2025, dia bilang CNAF akan tetap fokus pada penyaluran pembiayaan untuk kendaraan bekas, kendaraan baru, dan refinancing atau fasilitas dana.
"CNAF juga berupaya untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan dengan selalu mengedepankan proses pembiayaan yang cepat, pengajuan yang mudah, dan dokumen yang sederhana, serta tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," ucapnya kepada Kontan, Rabu (8/1).
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Multifinance Bidik Kinerja Positif dari Pembiayaan Multiguna
Sampai Desember 2024, CNAF mencatatkan total piutang pembiayaan mencapai Rp 10,05 triliun. Nilai itu tumbuh 34,8%, jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,46 triliun.
Ristiawan menjelaskan pertumbuhan tersebut disebabkan adanya peningkatan dari sisi penyaluran pembiayaan di CNAF. Didukung juga oleh kemampuan CNAF dalam melakukan Know Your Customer (KYC) nasabah sebagai bentuk mitigasi risiko dalam mencapai pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, CNAF juga turut angkat bicara terkait proyeksi pertumbuhan industri yang disampaikan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno awalnya memperkirakan industri bisa tumbuh sebesar 8%-10% pada 2025. Namun, melihat tantangan yang ada, dia sempat menyebut kemungkinan hanya akan tumbuh 7%-8% saja.
Mengenai hal itu, Ristiawan tak memungkiri bahwa kondisi pada tahun ini cukup menantang, seiring dengan banyaknya kebijakan baru, khususnya pajak opsen kendaraan yang tengah diberlakukan. Selain itu, kondisi ketidakpastian global yang berdampak ke pertumbuhan ekonomi dan melemahnya daya beli masyarakat juga menjadi tantangan lainnya.
"Hal tersebut cukup memberikan tekanan bagi industri, khususnya industri multifinance," tuturnya.
Meski ada berbagai tantangan pada tahun ini, Ristiawan tetap optimistis CNAF dapat mencapai target yang telah ditetapkan pada 2025.
Baca Juga: Menakar Dampak Kenaikan PPN 12% Terhadap Industri Pembiayaan
Selanjutnya: Happy Hapsoro Tender Offer MINA di Harga Rp 25 per Saham, Siapa Mau?
Menarik Dibaca: Rekomendasi Tema Pernikahan Kekinian untuk Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News