Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong lembaga dana pensiun dapat berinvestasi di instrumen energi terbarukan, seiring makin besarnya dana kelolaan industri.
Merespons hal itu, Dana Pensiun BCA atau Dapen BCA (DPBCA) menilai dorongan pemerintah terhadap investasi energi terbarukan merupakan langkah positif dalam mendukung transisi ekonomi hijau.
"Untuk dana pensiun, peluang berinvestasi di instrumen energi terbarukan dapat memberikan alternatif diversifikasi jangka panjang," ucap Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno kepada Kontan, Senin (27/10/2025).
Baca Juga: OJK Akan Atur Investasi Dana Pensiun di Instrumen ETF Emas, Ini Kata Asosiasi DPLK
Namun, Budi bilang setiap keputusan investasi tetap harus mempertimbangkan profil risiko hingga imbal hasil, regulasi yang berlaku, serta kesesuaian instrumen tersebut dengan kebutuhan pemenuhan kewajiban manfaat peserta.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan saat ini sudah mulai tersedia beberapa instrumen yang berhubungan dengan sektor berkelanjutan, seperti obligasi berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG). Dia menyebut Dapen BCA juga telah mulai berinvestasi pada instrumen tersebut, antara lain melalui pembelian obligasi yang memiliki underlying berkelanjutan sebagai bagian dari strategi diversifikasi.
"Ke depan, kami tetap terbuka untuk mengeksplorasi lebih lanjut instrumen energi terbarukan lainnya, selama instrumen tersebut memenuhi kriteria risiko, imbal hasil, serta ketentuan yang ditetapkan regulator," tuturnya.
Pada intinya, Budi mengatakan prinsip kehati-hatian selalu menjadi dasar utama dalam pengelolaan investasi Dapen BCA.
Baca Juga: Dapen Didorong Investasi di Instrumen Energi Terbarukan, Ini Kata Asosiasi DPLK
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria Kemenkeu Ihda Muktiyanto menyampaikan Indonesia bisa belajar dari Norges Bank yang merupakan salah satu pengelola dana pensiun terbesar di dunia.
Dia menjelaskan portofolio yang dikelola oleh Norges Bank menunjukkan adanya diversifikasi yang cukup baik dan mulai diarahkan pada instrumen-instrumen yang memiliki basis infrastruktur energi terbarukan. Hal itu mencerminkan strategi investasi jangka panjang untuk bisa menyeimbangkan portofolio, sekaligus mendukung agenda keberlanjutan global.
"Kalau dilihat, makin meningkatnya aset dana pensiun, Indonesia bisa mempertimbangkan portofolio ke instrumen yang berorientasi jangka panjang dengan keberlanjutan. Instrumen energi baru dan terbarukan, hijau, serta instrumen ramah lingkungan lainnya, itu bisa menjadi pilihan investasi," ungkapnya saat menghadiri acara di Alam Sutra, Tangerang, Kamis (23/10/2025).
Menurut Ihda, instrumen investasi energi terbarukan bukan hanya memiliki return (imbal hasil) yang cukup baik, melainkan selaras juga dengan agenda transisi hijau di Indonesia.
Jika menilik paparan Kemenkeu, tercatat Norges Bank mulai menempatkan investasi di instrumen infrastruktur energi terbarukan sebesar 0,1% dengan nilai mencapai US$ 2,23 miliar dari total investasinya. Hal itu mencerminkan Norges Bank sudah menerapkan strategi diversifikasi ke instrumen yang mendukung keberlanjutan.
Bukan tanpa sebab Kemenkeu mendorong dapen bisa berinvestasi di energi terbarukan, Ihda menyoroti mayoritas saat ini alokasi investasi dapen sukarela masih sangat terkonsentrasi pada instrumen yang bersifat fixed income, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan deposito.
Sebagai informasi, berdasarkan data statistik OJK, total investasi dana pensiun secara gabungan mencapai Rp 380,32 triliun per Juli 2025. Benar saja, mayoritas didominasi instrumen SBN dan deposito dengan nilai investasi mencapai Rp 138 triliun dan Rp 101,64 triliun.
Selanjutnya: Pemerintah Andalkan SPN untuk Biayai Kebutuhan Belanja di Awal Tahun 2026
Menarik Dibaca: 5 Kesalahan Pakai Conditioner Setelah Keramas, Bikin Rambut Lepek!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













