Reporter: Steffi Indrajana, Hari Widowati | Editor: Test Test
JAKARTA. Persaingan di bisnis pengelolaan kekayaan (wealth management) boleh jadi semakin ketat. Tetapi, PT Bank DBS Indonesia (DBSI) menilai, masih ada potensi untuk memperbesar pendapatan dari bisnis ini dalam tiga tahun mendatang.
Menurut Budiyanto Winata, Head of Wealth Management DBS Indonesia, pangsa pasar bisnis pengelolaan kekayaan DBSI saat ini sebesar 2%. Budiyanto optimistis, dalam tiga tahun ke depan pangsa pasar DBSI bisa tumbuh menjadi 4%. "Saat ini, wealth management kami sudah berada di posisi tiga besar di antara bank asing lainnya," ujarnya, Kamis (5/8).
Total nasabah wealth management DBSI saat ini berjumlah 35.000 nasabah. "Angka itu ada, jika kedua segmen yang ada di wealth management, yaitu treasury dan emerging affluent digabung," jelas Steffano Ridwan, Head of Consumer Banking DBSI.
Keinginan DBSI memperbesar pasar ini tidak berlebihan. Menurut catatan Ikatan Bankir Indonesia (IBI), di Indonesia potensi nasabah premium pemilik dana di atas Rp 5 miliar ada lebih dari 400.000 orang. Certified Wealth Managers Association (CWMA) juga mencatat, pemilik dana di atas Rp 100 juta yang potensial menjadi nasabah wealth management di Indonesia jumlahnya sekitar dua juta nasabah.
Budiyanto bilang, produk wealth management yang paling digemari nasabah DBSI adalah produk investasi. Porsinya, 70% produk keuangan lokal (onshore) dan 30% produk keuangan asing (offshore). Produk lokal yang paling banyak diburu adalah reksadana terproteksi, dengan total dana kelolaan Rp 1,3 triliun. "Untuk angka total onshore-nya sendiri, saya tidak ingat persis," aku Budiyanto.
Selain mendorong pertumbuhan bisnis pengelolaan kekayaan, DBSI juga berminat meluncurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) awal tahun depan. "Saat ini kami sedang menganalisis dan mengeksplorasi potensi yang ada di pasar. Lagipula harus menunggu persetujuan BI," ungkap Steffano. KPR DBSI akan membidik dua segmen, yaitu rumah baru dan rumah seken.
Menurut Steffano, kedua segmen ini mempunyai pangsa yang sama besarnya. Jadi, jika ingin berhasil mengambil pasar KPR, kedua segmen ini harus dirangkul. DBSI juga tidak menutup kemungkinan untuk meluncurkan kredit pemilikan apartemen. "Saat ini banyak sekali apartemen. Tidak tertutup kemungkinan kami masuk ke pasar apartemen selama bekerja sama dengan developer yang terpercaya, surat-surat tanahnya benar, dan tidak sedang bersengketa," jelas Steffano.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News