Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seminggu pascaterbitnya relaksasi penilaian kualitas kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) debitur yang bisnisnya terdampak virus corona diakui sejumlah bank belum mengajukan restrukturisasi kredit.
Pekan lalu, OJK berikan tiga stimulus bagi perbankan terkait penilaian kualitas kredit. Pertama, kini perbankan cukup menggunakan apek ketepatan pembayaran untuk menilai kualitas kredit untuk kredit dengan eksposur maksimum Rp 10 miliar yang terdampak penyebaran corona. Kedua melonggarkan aturan restrukturisasi kredit. Ketiga, relaksasi ini akan diberlakukan hingga setahun ke depan.
Baca Juga: Transaksi uang elektronik berbasis kartu milik bank masih menanjak
“Hingga kini belum ada debitur yang mengajukan restrukturisasi sebagai akibat penyebaran virus corona,” kata Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Osbal Saragi kepada Kontan.co.id, Rabu (4/3).
Meski demikian, Osbal bilang kini bank berlogo angka 46 ini memang tengah memantau secara intensif kinerja usaha debitur yang punya potensi terdampak seperti pada sektor perhotelan, penerbangan, dan pariwisata.
Perseroan pun disebut Osbal sangat terbuka jika ada debitur terdampak Covid-19 yang mengajukan restrukturisasi lantaran memang sudah ada kebijakan relaksasi dari OJK
Penyebaran Covid-19 sejatinya memang bakal mengganggu ekspansi kredit BNI di sektor transportasi, perhotelan, restoran, dan pariwisata. Tahun lalu kredit segmen ini mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 18,2% (yoy).
Baca Juga: Biar makin cuan, Pefindo Biro Kredit target bisa tambah 84 anggota baru
Hal senada juga disampaikan oleh Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyono Tahrijadi. Ia bilang memang butuh perhitungan matang sebelum debitur mengajukan restrukturisasi kredit kepada bank.
“Saat ini masih belum ada debitur yang mengajukan restrukturisasi, masih perlu waktu karena butuh perhitungan yang teliti,” katanya kepada Kontan.co.id.
Hariyono juga menambahkan selain kalkulasi yang baik, sejatinya penyebaran Covid-19 hampir merambah semua sektor industri, kecuali sektor barang konsumen, dan sektor farmasi yang belakangan justru diserbu masyarakat.
Adapun Ketua Bidang Pengkajian & Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Aviliani sebelumnya memperkirakan pengajuan restrukturisasi kredit bakal mulai marak pada awal kuartal II-2020.
Baca Juga: Bank Danamon jalin kerjasama dengan Carsome sebagai bank cash management
“Pelaku usaha biasanya masih punya persediaan untuk melangsungkan produksi selama kuartal I-2020. Mungkin di awal kuartal II-2020 debitur baru ajukan restrukturisasi,” katanya kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Adapun dari catatan OJK, meskipun Covid-19 mulai menyebar pesat sejak awal tahun, kinerja intermediasi perbankan hingga Januari 2020 terpantau masih kondusif dengan penyaluran kredit tumbuh 6,10% (yoy).
Kredit investasi jadi penopang dengan pertumbuhan 10,48% (yoy). Sementara rasio non performing loan (NPL) juga terjaga baik dengan NPL gross di level 2,77%, dan NPL nett 1,04%.
Baca Juga: Perbankan masih percaya diri target kredit tercapai di tengah wabah virus corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News