Reporter: Ferry Saputra | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mendorong perusahaan asuransi umum fokus memasarkan produk asuransi berbasis mikro untuk segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal itu dinilai bisa menjadi peluang untuk mendorong kinerja asuransi umum.
Menanggapinya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai asuransi umum bisa memaksimalkan kinerja lewat produk asuransi mikro yang memiliki peluang besar untuk mendukung UMKM.
"Hal itu karena produk asuransi mikro memiliki karakteristik sederhana, premi terjangkau, dan proses klaim yang mudah. Perusahaan asuransi umum juga telah memiliki pengalaman dalam mengembangkan produk itu," ungkap Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono dalam lembar jawaban RDK OJK, Rabu (17/9/2025).
Baca Juga: AAUI Ungkap Penyebab Aset Industri Asuransi Umum Meningkat 8,8% per Juni 2025
Untuk memaksimalkan peluang tersebut, Ogi mendorong asuransi umum untuk melakukan penguatan asuransi mikro dengan memanfaatkan teknologi informasi dan marketplace agar lebih menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, UMKM dapat terlindungi dari berbagai risiko yang dihadapi.
Sebelumnya, keseriusan industri asuransi umum menggarap produk asuransi mikro untuk UMKM akan ditandai adanya kerja sama dengan Kementerian UMKM lewat penandatanganan nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) di Bali saat acara AAUI Indonesia Rendezvous pada Oktober 2025.
"MoU nanti dengan Kementerian UMKM di Bali saat acara Indonesia Rendezvous. Kami membantu dalam melakukan mitigasi risiko terhadap UMKM," ujar Ketua Umum AAUI Budi Herawan saat ditemui seusai acara konferensi pers AAUI di kawasan Jakarta Selatan, Senin (1/9/2025).
Baca Juga: Asuransi Umum Bidik UMKM, AAUI Siapkan MoU dengan Kementerian UMKM
Budi mengaku tak khawatir mengenai risiko di segmen UMKM. Dia bilang UMKM itu ada berbagai macam jenis dan bisa dibagi beberapa kategori, sehingga risiko dapat terpetakan dengan baik.
"Jadi, kami tak begitu khawatir bahwa UMKM itu akan hit (menyulitkan) industri asuransi," tuturnya.
Hanya saja, Budi tak memungkiri ada persoalan yang timbul dalam menggarap segmen UMKM, yakni tak semua UMKM terintegrasi di Kementerian UMKM. Menurutnya, apabila UMKM sudah terintegrasi atau diibaratkan ada induk semangnya, tentu menjadi lebih gampang dalam menggarap segmen tersebut.
Dia mengatakan apabila semua UMKM terintegrasi, tentu proses klaim atas kejadian yang tidak diinginkan bisa berjalan dengan baik.
"Persoalan tersebut (integrasi) yang mesti dipecahkan bersama-sama," tuturnya.
Budi menuturkan awalnya memang OJK sudah pernah mendorong asuransi umum untuk mengoptimalkan pasar asuransi mikro, khususnya segmen UMKM. Hanya saja, dia bilang saat itu asuransi umum sempat ragu karena nilai premi yang didapatkan kecil. Namun, akhirnya industri asuransi umum menyadari bahwa segmen UMKM memiliki bilangan atau kuantitas yang terbilang besar, sehingga nilai premi yang didapatkan berpotensi besar juga.
Selanjutnya: Kiwoom Sekuritas Catat Transaksi Harian Rp 163 Miliar per September 2025
Menarik Dibaca: Cara Buat Foto di Lift Pakai Prompt Gemini AI! Ada Kumpulan Prompt Lainnya juga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News