kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi, asuransi umum bisa optimalkan pendapatan premi dari sektor UMKM


Kamis, 11 Juni 2020 / 19:36 WIB
Di tengah pandemi, asuransi umum bisa optimalkan pendapatan premi dari sektor UMKM
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan logo-logo perusahaan asuransi umum di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Rabu (10/6/2020). Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset Industri Keuangan Non Bank (IKNB) pada Maret 2020 menc


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berupaya melakukan program penyelamatan ekonomi nasional (PEN) dengan anggaran Rp 669,7 triliun. Salah satu segmen yang dibidik adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Perusahaan asuransi juga bisa mengoptimalkan pendapatan premi dari segmen UMKM baik dari asuransi mikro maupun asuransi kredit. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) bilang asuransi mikro memiliki fitur yang paling mudah untuk dipasarkan. Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menyatakan produk ini juga sangat mudah dipahami oleh konsumen.

Baca Juga: Sinarmas MSIG Life rilis asuransi tambahan SMEX

Selain itu, profil risiko asuransi mikro juga bagus, karena frekuensi klaim Kecil, dan nilai kerugian juga terkontrol. Namun Ia mengakui produk ini harus dipasarkan secara masif.

“Namun masalahnya adalah bilangan besar, dimana volume penjualan harus banyak supaya efektif dan efisien. Untuk menekan biaya, maka pemasaran Asuransi mikro harus dengan kolaborasi networking melalui distribution channel. Bagi perusahaan yang menjual secara door to door tentunya biaya akan tinggi dan tidak lagi meneruskan produk tersebut,” ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Kamis (11/6).

Lanjut Ia, kondisi pandemi Covid-19 ini, mengharuskan perusahaan asuransi mengaplikasikan teknologi dalam menjalankan proses bisnis asuransi. Dengan demikian, lanjut Dody, Asuransi mikro seharusnya akan lebih pas ditawarkan saat ini.

Ia menyatakan produk asuransi mikro, biasanya dicatatkan tersebar ke berbagai lini bisnis asuransi. Namun ada beberapa Perusahaan yang memasukkannya dalam lini bisnis aneka, karena fitur produknya biasanya gabungan beberapa risiko asuransi.

Baca Juga: Prudential catat pendapatan premi Rp 3,7 triliun dari unit syariah di 2019

Adapun hingga 2019, bisnis asuransi aneka tercatat senilai Rp 4,58triliun. Nilai ini tumbuh 37,3% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan 2018 senilai Rp 3,33 triliun.

Selain dari produk asuransi mikro, Dody melihat perusahaan asuransi umum juga bisa menggarap bisnis asuransi kredit. Meski tidak langsung, produk ini menjamin kredit UMKM. Lantaran perusahaan asuransi memberikan perlindungan bagi perbankan dari risiko gagal bayar.

Dody mengakui, saat ini pemerintah lewat Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2020 tentang Pemulihan Ekonomi Nasional memberikan mandat bagi Jamkrindo dan Askrindo untuk memberikan penjaminan kredit modal kerja bagi UMKM.

Baca Juga: Beri hak akses pemanfaatan data, Dukcapil gandeng 13 lembaga jasa keuangan

Namun Ia mengaku perusahaan asuransi umum lainnya masih memiliki peluang dalam menggarap segmen ini.

“Di sisi lain badan usaha swasta juga banyak yang menerbitkan pertanggungan Asuransi kredit kepada UMKM. Tentunya proses ini tetap harus mengedepankan manajemen risiko yang komprehensif dan prudent underwriting,” pungkas Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×