Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pengembangan bisnis perbankan, hampir tidak mustahil untuk tidak melakukan ekspansi dari sisi layanan digital. Apalagi, persaingan saat ini tidak hanya antar bank melainkan dengan industri teknologi finansial yang semakin pesat perkembangannya.
Direktur Teknologi Informasi PT Bank Mandiri Tbk Rico Usthavia Frans menjelaskan berdasarkan data saat ini 95% transaksi nasabah perbankan sudah dilakukan melalui layanan digital yang didominasi oleh mesin ATM serta internet dan mobile banking.
Baca Juga: Bukan bayar klaim, pendanaan baru Jiwasraya bakal dipakai untuk restrukturisasi
"Saat ini di Mandiri ada 18.000 ATM, sedangkan nasabah internet dan mobile banking ada 4-5 juta orang, sistem ini harus selalu dijaga dan optimal," katanya dalam Webinar, Jumat (3/7) lalu.
Ke depan, perseroan pun akan senantiasa melakukan inovasi digital dengan mobile banking (Mandiri Online) sebagai ujung tombaknya. Namun di sisi lain, hal tersebut menyisakan tantangan tersendiri bagi industri perbankan. Sebab, perbankan merupakan salah satu industri dengan peraturan yang paling ketat.
Walhasil, saat ini menurut Rico pihak perbankan pun terus melakukan negosiasi dengan pihak regulator agar mempermudah ekspansi digital. "Di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) ada yang peraturan mengenai perbankan digital, ini perlu dinegosiasi agar implementasi digital banking lebih cepat. Termasuk dari sisi perizinan," singkatnya.
Tantangan lain yang tengah dihadapi perbankan adalah dari sisi sumber daya manusia (SDM), Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim berpendapat era digital memang mengharuskan seluruh karyawan bank untuk lebih cepat beradaptasi.
Baca Juga: Aktivasi nomor pin BCA kartu kredit lewat BCA Mobile lebih praktis, begini caranya
Tetapi, menurut Dia dengan digitalisasi bukan berarti pegawai akan kehilangan pekerjaan. "Justru bukan kehilangan pekerjaan, ini adalah peluang baru karena harus upgrade skill," katanya.
Pasalnya, BCA memandang dengan semakin banyak produk digital yang diluncurkan, maka spektrum bisnisnya akan semakin luas. Dengan demikian, di era digital ini karyawan bakal dituntut untuk menyelesaikan masalah yang tidak dapat ditangani secara digital.
Adapun, bila melihat dari sisi kantor cabang saat ini fungsi kantor fisik memang sudah berkurang. Hasilnya, tidak banyak bank yang masih ngotot untuk membuka kantor cabang baru ke depan.
Baca Juga: Walau selektif, BCA Finance mulai kerek pembiayaan baru mulai Juli 2020
Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Adi Sulistyowati mengatakan, pihaknya malah memilih untuk mengkonversi bank konvensional menjadi cabang digital.
"Tahapan awal kami mendorong nasabah transaksi ke e-channel kita dengan pararel kami akan men-shifting fungsi customer service dan teller ke mesin," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News