kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.404.000   -3.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.687   12,00   0,07%
  • IDX 8.633   -7,44   -0,09%
  • KOMPAS100 1.183   -6,87   -0,58%
  • LQ45 847   -6,48   -0,76%
  • ISSI 308   -1,78   -0,58%
  • IDX30 440   0,35   0,08%
  • IDXHIDIV20 513   0,38   0,07%
  • IDX80 132   -0,90   -0,67%
  • IDXV30 141   0,28   0,20%
  • IDXQ30 141   0,20   0,14%

Digitalisasi Pembiayaan Melonjak, OJK Minta Perusahaan Jaga Prinsip Kehati-hatian


Jumat, 17 Oktober 2025 / 19:12 WIB
Digitalisasi Pembiayaan Melonjak, OJK Minta Perusahaan Jaga Prinsip Kehati-hatian
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan aplikasi paylater di Tangerang Selatan, Kamis (19/1/2023). Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengisyaratkan bisnis paylater lebih terjamin dibandingkan cash loan seperti pinjaman online alias pinjol. Paylater dianggap lebih terjamin karena data penggunanya sudah terlebih dahulu diverifikasi sebelum menggunakan layanan tersebut. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan perusahaan pembiayaan untuk memperkuat tata kelola dan manajemen risiko di tengah pesatnya transformasi digital sektor keuangan di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman menegaskan bahwa digitalisasi harus diimbangi dengan pengawasan yang ketat terhadap aspek governance, keamanan data, serta kualitas proses penilaian kredit (credit scoring).

Baca Juga: Catat Pertumbuhan Transaksi BNPL 34%, LinkAja Nilai Kolaborasi Salah Satu Katalisnya

“OJK mendorong agar transformasi digital di sektor pembiayaan tumbuh secara sehat, bertanggung jawab, dan berkelanjutan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian serta pelindungan konsumen,” ujar Agusman dalam lembar jawaban tertulis Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (13/10/2025).

Agusman menambahkan, perkembangan pembiayaan digital sejatinya membawa dampak positif, terutama di industri multifinance.

Salah satu contohnya adalah skema Buy Now Pay Later (BNPL) yang mencatatkan tren pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, layanan BNPL berperan penting dalam memperluas akses keuangan masyarakat, khususnya di era ekonomi digital yang menuntut kecepatan dan kemudahan transaksi.

“Digitalisasi merupakan peluang besar untuk mendorong efisiensi, inklusi, dan pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Baca Juga: Strategi Akulaku Jaga Kredit Macet BNPL di Bawah 2% pada 2025

Dari sisi kinerja, OJK mencatat penyaluran pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan mencapai Rp 9,97 triliun per Agustus 2025, tumbuh 79,91% secara tahunan (YoY).

Pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan posisi Juli 2025, ketika penyaluran pembiayaan BNPL mencapai Rp 8,81 triliun atau naik 56,74% YoY.

Dari sisi kualitas aset, Non Performing Financing (NPF) gross BNPL perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,92% per Agustus 2025, sedikit membaik dibandingkan posisi Juli 2025 yang sebesar 2,95%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×